Jakarta, CNN Indonesia --
Sudah setahun lebih pernikahan, momongan yang dinanti tak kunjung datang. Jika demikian, ada baiknya pasanganmempertimbangkan konsultasi medis untuk mendeteksi kemungkinan gangguan kesuburan.
Aida Riyanti, dokter spesialis kebidanan dan kandungan-konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi, menuturkan bahwa gangguan kesuburan kerap menimbulkan kegelisahan. Rata-rata 10-15 persen pasangan usia reproduksi mengalami gangguan kesuburan.
"Gangguan kesuburan adalah kegagalan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar dan rutin selama setahun tanpa memakai alat kontrasepsi," jelas Aida saat webinar bersama RS Pondok Indah IVF Center, Kamis (4/2).
Apa penyebab gangguan kesuburan?
Secara garis besar, gangguan kesuburan umumnya disebabkan sumbatan saluran telur (35 persen), gangguan sperma (35 persen), gangguan pematangan telur (15 persen), dan gangguan yang tidak bisa dijelaskan (10-15 persen).
Gangguan Kesuburan padaÂWanita
Aida mengatakan, kehamilan melibatkan tiga proses penting di antaranya ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur), fertilisasi (pembuahan oleh sel sperma), dan implantasi (embrio menempel pada rahim).
Gangguan kesuburan akan terbagi berkaitan dengan tiga proses penting ini.
1. Anovulasi
Pada proses awal kehamilan, harus ada ovulasi yang baik. Artinya, sel telur matang dan dilepas ovarium lalu 'berjalan' lewat saluran telur (tuba fallopi). Gangguan di area ovulasi akan meliputi:
- polycystic ovarian syndrome (PCOS)
- cadangan ovarium berkurang
- gangguan fungsi hipotalamus (berkaitan dengan otak)
- gangguan hormon prolaktin
2. Sumbatan saluran telur
Beberapa masalah menyebabkan sumbatan di saluran sel telur, di antaranya:
- infeksi pelvis
- klamidia
- endometriosis tuba
- riwayat operasi tuba
3. Gangguan bentuk rahim
Proses implantasi berkaitan dengan bentuk rahim. Ada beberapa gangguan bentuk rahim sehingga embrio tidak bisa menempel sempurna, seperti di antaranya:
- mioma
- polip
- kelainan bawaan
Gangguan Kesuburan pada Pria
Tak hanya perempuan, pria juga bisa mengalami gangguan kesuburan.
Dokter umumnya akan melakukan analisis sperma meliputi jumlah, bentuk, dan geraknya untuk mengetahui gangguan kesuburan pada pria. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sperma bisa bekerja dengan baik dan menghasilkan kehamilan jika konsentrasinya melebihi 15 juta sel sperma per milimeter air mani dan lebih dari 4 persen memiliki bentuk serta gerakan yang normal.
Gangguan sperma pada pria bisa meliputi masalah pada jumlah, gerakan, bentuk dan DNA, varikokel, trauma, infeksi, kanker, penyakit kronis seperti diabetes, kelainan genetik, dan gangguan hormon.
(els/asr)[Gambas:Video CNN]