, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, menyinggung tentang D-dimerÂakibat COVID-19 yang dialami rekannya.
Menurut Dahlan, dia baru mengenal istilah ini setelah terkena COVID-19Âpada Januari. Pembicaraan soal D-dimer ini ramai ketika rekannya, Santoso Widjaya, 63 tahun,Âtertular Virus Corona dan meninggal dunia setelah 10 hari dinyatakan negatif.
â&;&;Saya bersyukur tim dokter memasukkan D-dimer ke dalam daftar yang harus dicek. Lalu ketahuanlah angka 2.600 tersebut. Kelewat tinggi. Normalnya, maksimum 500,â&;&; tulis Dahlan Iskan.Â
Menurut Dokter Jantung dari Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Vito Anggarino Damay, D-dimer dikaitkan denganÂkekentalan atau pembekuan darah.
â&;&;Kalau disebut kekentalan darah, nanti ada orang berpikir ini bisa diatasi dengan minum air yang banyak supaya darah jadi encer seperti sirup,â&;&; ujar Vito dalam video singkat yang dikirimkan kepada Health Liputan6.comÂpada Selasa, 9 Februari 2021.
Vito,Âmenambahkan, kondisi ini memang lebih tepat disebut pembekuan atau bekuan-bekuan darah. Pada kasus COVID-19, sering terjadi pembekuan darah yang salah satu penyebabnya adalah reaksi imunitas. Tercatat, sebanyak 30 hingga 40 pasien COVID-19 mengalami peningkatan D-dimer.
â&;&;Jadi adanya pertanda peradangan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan dari lapisan pembuluh darah dan aktifnya mekanisme pembekuan darah," katanya.
Â
Â
**
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.