Kudeta Militer, Perusahaan Jepang Akhiri Usaha Patungan di Myanmar 

Kudeta Militer, Perusahaan Jepang Akhiri Usaha Patungan di Myanmar 

Terbaiknews - JakartaIDN Times – Kudeta Myanmar oleh militer membawa dampak ekonomi yang cukup besar pada...

Jakarta, IDN Times – Kudeta Myanmar oleh militer membawa dampak ekonomi yang cukup besar pada negara itu. Salah satu perusahaan bir Jepang, Kirin, mengakhiri usaha patungannya dengan perusahaan induknya di Myanmar, pada Jumat (5/2/2021).

Menurut CNN, alasan dari pemutusan hubungan bisnis yang sudah terjalin selama enam tahun tersebut adalah karena mitra Myanmar-nya terlibat dengan militer negara itu.

“Kirin sangat prihatin dengan tindakan militer baru-baru ini di Myanmar,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. “(Kami) tidak punya pilihan selain mengakhiri kemitraan itu.”

1. Kudeta militer, Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh penting pemerintah ditahan

Kudeta Militer, Perusahaan Jepang Akhiri Usaha Patungan di Myanmar Ilustrasi warga Myanmar berunjuk rasa di Yangoon, Myanmar pada Sabtu, 30 Januari 2021 (ANTARA FOTO/REUTERS/Shwe Paw Mya Tin)

Kudeta di Myanmar terjadi saat militer mengumumkan pengambilalihan kekuasaan negara tersebut selama setahun, pada Senin 1 Februari 2021. Wakil Presiden U Myint Swe, yang dicalonkan militer, diumumkan sebagai penjabat presiden.

Pengumuman itu dikeluarkan beberapa jam setelah Aung San Suu Kyi, pemimpin Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang memenangkan pemilu di Myanmar, dan sejumlah tokoh penting pemerintah lainnya ditahan dalam penggerebekan.

Kudeta terjadi sebagai puncak ketegangan antara fraksi militer dan pemerintahan sipil atas tudingan kecurangan pemilu pada November 2020 yang memenangkan NLD.

Sebelumnya, selama puluhan tahun lalu hingga 2011, Myanmar telah dipimpin oleh rezim militer. Kemenangan telak Suu Kyi pada 2015 mengakhiri kekuasaan rezim itu.

2. Menuai kecaman dari banyak pihak

Kudeta Militer, Perusahaan Jepang Akhiri Usaha Patungan di Myanmar instagram.com/unitednations

Kudeta Myanmar telah menuai kecaman dari banyak pihak, salah satunya adalah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Lembaga itu menyerukan pembebasan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi, penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM), dan supremasi hukum.

“Anggota Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas deklarasi darurat yang diberlakukan di Myanmar oleh militer pada 1 Februari dan penahanan sewenang-wenang terhadap anggota pemerintah,” kata Presiden DK PBB Barbara Woodward, dilansir laman resmi PBB, Jumat (5/2/2021).

Kudeta juga telah memicu demo besar di negara itu, di mana orang-orang yang menolak kudeta militer Myanmar memberikan hormat tiga jari, sebagai simbol perlawanan yang terinspirasi dari film Hunger Games. Penghormatan serupa juga digunakan demonstran yang menuntut revolusi pemerintahan di Thailand tahun lalu.

Militer Myanmar sebelumnya juga telah mendapat kecaman karena tindakan keras mereka terhadap populasi etnis Muslim Rohingya di negara itu, yang menurut PBB merupakan “ciri genosida”.

3. Investasi perusahaan Jepang di Myanmar

Kudeta Militer, Perusahaan Jepang Akhiri Usaha Patungan di Myanmar Pemandangan Gunung Fuji, Jepang (IDN Times/Anata)

Perusahaan Jepang telah mengucurkan investasi dan membuka bisnis di Myanmar sejak bertahun-tahun lalu ketika negara Asia Tenggara itu bangkit dari kekuasaan militer yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.

Saat Suu Kyi memenangkan pemilu pada 2015, Kirin menghabiskan 560 juta dolar untuk membeli saham mayoritas di Myanmar Brewery, perusahaan bir terkemuka di negara itu.

Mitra bisnis lokalnya dan salah satu pemiliknya adalah Myanmar Economic Holdings Public Company Limited, sebuah perusahaan yang menurut Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan lembaga lainnya, dimiliki dan dioperasikan oleh Tatmadaw, militer kuat negara itu.

“Kami memutuskan untuk berinvestasi di Myanmar pada 2015, percaya bahwa melalui bisnis kami, kami dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan perekonomian negara saat memasuki masa penting demokratisasi,” kata Kirin, Jumat.

Selain Kirin, perusahaan Jepang lainnya juga telah banyak berinvestasi di Myanmar selama lebih dari satu dekade. Beberapa di antaranya termasuk Nissan, yang membuka fasilitas produksi di sana, sementara bank investasi Jepang Daiwa Securities dan Bursa Efek Tokyo digunakan untuk membantu membangun bursa pertama Myanmar.

Berita dengan kategori