Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp14.025

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp14.025

Terbaiknews - JakartaIDN Times- Nilai tukar (kurs) rupiah dibuka menguat 0,04 persen pada awal pekan ini....

Jakarta, IDN Times- Nilai tukar (kurs) rupiah dibuka menguat 0,04 persen pada awal pekan ini. Berdasarkan dataBloomberg, Senin (1/2/2021), nilai tukar rupiah berada di level Rp14.025 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya, Rp14.030 per dolar AS.

1. Peran pelaku usaha turut memperkuat rupiah

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp14.025ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, penguatan rupiah dipicu oleh upaya para pelaku usaha untuk membangun dan menggerakkan roda perekonomian. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat menjadi faktor paling elastis dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Proses perbaikan kondisi ekonomi akan berlanjut sepanjang 2021. Tanda-tanda perbaikan dan kebangkitan ini sudah terlihat bahkan sejak kuartal terakhir tahun lalu, di mana pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat 2020 diproyeksi ada pada angka minus 2,9 persen atau lebih baik dari capaian kuartal ketiga," kata Ibrahim.

2. Berbagai stimulus ekonomi juga memperkuat rupiah

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp14.025Penyaluran bansos (Dok. Kemenko PMK)

Ibrahim melanjutkan, digelontorkannya dana Bansos, BLT, kredit untuk UMKM, serta vaksinasi gratis yang akan dilakukan selama 15 bulan juga dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

"Selain itu, juga didukung peran aktif masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker," lanjutnya.

3. Pasar masih menunggu pengumuman Joe Biden

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp14.025Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar)

Sementara itu, faktor eksternal dipicu oleh pasar yang masih menunggu berita tentang paket pengeluaran fiskal Presiden AS Joe Biden. Pasar khawatir kesepakatan senilai 1,9 triliun dolar AS yang diusulkan tidak akan sebesar yang diharapkan.

"Selain itu, Dana Moneter Internasional (IMF) juga mengatakan pengeluaran fiskal diperlukan untuk membatasi dampak ekonomi dari pandemik," katanya.

Berita dengan kategori