BPS: Inflasi Inti Januari 2021 Terendah Sejak Tahun 2004

BPS: Inflasi Inti Januari 2021 Terendah Sejak Tahun 2004

Terbaiknews - - Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat inflasi inti pada Januari sebesar 0,14 persen. Inflasi...

, - Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat inflasi inti pada Januari sebesar 0,14 persen. Inflasi inti ini lebih tinggi dibanding bulan Desember 2020 sebesar 0,05 persen.

Kendati demikian, inflasi inti secara tahunan (year on year/yoy) menunjukkan pelemahan. Inflasi inti pada Januari 2021 ini sebesar 1,56 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi inti Desember 2020 sebesar 1,60 persen (yoy).

"Di sini inflasi inti mengalami perlambatan karena permintaan domestik masih lemah," kata Suhariyanto dalam konferensi virtual secara daring, Senin (1/2/2021).

Exxon dan Chevron Dikabarkan Sempat Bahas Rencana Merger

Bahkan pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut, inflasi inti pada Januari 2021 terendah sejak tahun 2004.

"Inflasi inti terendah sejak 2004, yakni 1,56 persen (yoy). Inflasi inti melambat dibanding sejak BPS menghitung pertama kalinya sejak tahun 2004," papar Kecuk.

Secara keseluruhan, inflasi bulan Januari sebesar 0,26 persen dengan tingkat inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,55 persen.

Komponen penyumbang inflasi adalah adanya kenaikan harga cabai rawit, ikan segar, tempe, tahu, dan tarif jalan tol. Sedangkan komponen yang menyumbang deflasi adalah tarif angkutan udara, telur ayam ras, dan bawang merah.

Berdasarkan komponen, inflasi tertinggi terjadi pada pada harga bergejolak (volatile price) sebesar 1,15 persen. Komponen ini memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,19 persen.

Harga Kedelai Impor Kian Mahal, Siap-siap Harga Tahu-Tempe Naik Lagi

Sementara itu, komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) pada Januari 2021 mengalami deflasi sebesar 0,19 persen dan memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,03 persen.

Hal ini disumbang oleh penurunan tarif angkutan udara. Adapun penyumbang inflasi dalam komponen ini antara lain, kenaikan tarif jalan tol, yang memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,02 persen, dan kenaikan harga rokok kretek filter yang menyumbang 0,01 persen.

"Jadi inflasi 0,26 persen terjadi terutama didorong oleh volatile price. Dari sisi suplai sebenarnya terjaga, tapi permintaan masih lemah karena pandemi Covid-19 masih membayang-bayangi kita," pungkas Kecuk.

Berita dengan kategori