[UPDATE] Kasus COVID-19 Indonesia Naik 10.827, Jakarta Tertinggi

[UPDATE] Kasus COVID-19 Indonesia Naik 10.827, Jakarta Tertinggi

Terbaiknews - JakartaIDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkanterjadi kenaikan kasus...

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan, terjadi kenaikan kasus COVID-19 sebanyak 10.827 pada, Minggu (7/2/2021). Sehingga, total kasus di Indonesia telah mencapai 1.157.837.

DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus positif harian terbanyak, yakni 4.213 kasus. Disusul Jawa Barat 1.988 kasus, Jawa Tengah 1.064 kasus, Jawa Timur 557 kasus, dan Kalimantan Timur 501 kasus.

1. Ada 10.806 orang yang sembuh dari COVID-19 hari ini

[UPDATE] Kasus COVID-19 Indonesia Naik 10.827, Jakarta TertinggiIlustrasi tes swab. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Satgas COVID-19 juga mencatat 10.806 kasus sembuh hari ini. Maka, total kesembuhan COVID-19 di Indonesia kini mencapai 949.990 kasus.

Provinsi dengan penambahan kasus sembuh terbanyak hari ini yaitu DKI Jakarta 4.305 kasus, Jawa Barat 2.100 kasus, Jawa Timur 775 kasus, Banten 544 kasus, dan Sulawesi Selatan 532 kasus.

2. Kasus kematian COVID-19 dalam sehari naik 163

[UPDATE] Kasus COVID-19 Indonesia Naik 10.827, Jakarta TertinggiSeorang ibu melihat proses pemakaman jenazah keluarganya yang meninggal dunia karena COVID-19 di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka area pemakaman untuk jenazah COVID-19 di TPU Srengseng Sawah karena Taman Pemakaman Umum (TPU) khusus COVID-19 telah penuh (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Sementara kasus kematian akibat COVID-19 naik 163 hari ini. Sehingga, total kasus meninggal akibat virus corona mencapai 31.556 kasus.

Lima provinsi dengan kasus kematian COVID-19 terbanyak hari ini yaitu DKI Jakarta 44 kasus, Jawa Timur 38 kasus, Jawa Tengah 15 kasus, Kalimantan Timur 11 kasus, dan Sulawesi Selatan 10 kasus.

3. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

[UPDATE] Kasus COVID-19 Indonesia Naik 10.827, Jakarta TertinggiSeorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap membawa sample tes usap (swab test) COVID-19 milik warga (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

Berita dengan kategori