Tanpa Penonton, Liga Paling Bergengsi Nasional Mustahil Bisa Jalan

Tanpa Penonton, Liga Paling Bergengsi Nasional Mustahil Bisa Jalan

Terbaiknews - Pemain Jakarta BNI 46 Osmel Camejo melakukan spike ke arah pertahanan tim Surabaya Bhayangkara Samator saat pertandingan proliga putaran pertama seri kedua di PurwokertoJawa Tengah (2/2/2020). (Salman Toyibi/Jawa Pos)

JawaPos.com-Indonesian Basketball League (IBL) berencana menggulirkan kompetisi pada Maret. Bagaimana Proliga? ”Kami di Proliga sejak awal pandemi sudah memberhentikan langsung karena sudah pelajari kalau pandemi bakal lama,” kata Direktur Proliga Hanny S. Surkatty.

Hingga kini, belum ada program untuk kembali menggulirkan kompetisi bola voli yang paling bergengsi di tanah air itu.

Hanny menjelaskan, menjalankan kompetisi saat ini membutuhkan lima hal. Yakni, penyelenggara, peserta, sponsor, kerja sama dengan media, dan protokol kesehatan. Hal itu disebutnya sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kalau ada salah satu yang terkendala, tentu itu bakal mengganggu kompetisi.

”Misalnya, klub itu kami bikin dua bulan kompetisi. Jadi, menyediakan dana dua bulan. Beda dengan basket. Jadi, kalau ada penundaan, sangat memengaruhi itu,” terangnya.

Keberadaan penonton juga sangat penting. Di Proliga, jika tanpa penonton pun, akan melibatkan hampir 500 orang.

Mulai tim hingga perangkat pertandingan. Nah, jika tanpa penonton, biaya yang dikeluarkan sangat besar. Tidak adanya penonton juga bakal memengaruhi sponsor yang masuk.

Karena itu, menyelenggarakan event di tengah pandemi ini tidak hanya memperhatikan protokol. ”Tanpa adanya sponsor, mustahil bisa jalan,” katanya.

Berita dengan kategori