Pura-pura Antar Anak Sekolah, Ini Kisah Pembelot Korea Utara

Pura-pura Antar Anak Sekolah, Ini Kisah Pembelot Korea Utara

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Rupanya tidak sedikit pejabat tinggi Korea Utara (Korut) yang membelot ke...

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupanya tidak sedikit pejabat tinggi Korea Utara (Korut) yang membelot ke Korea Selatan. Ialah Ryu Hyeon-woo, mantan duta besar Korut untuk Kuwait, yang membelot dan melarikan diri ke Korsel pada 2019 bersama keluarga kecilnya.

Ryu, yang mengadopsi nama tersebut saat pindah ke Korsel, dan keluarganya membelot ke Korea Selatan pada September 2019, tetapi tindakan mereka baru diumumkan minggu lalu. Ia bertekad untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi putri remajanya.

Dalam pengakuannya, Ryu dan istrinya merencanakan pelarian mereka selama sekitar satu bulan saat tinggal di Kuwait.


Ryu mengatakan bahwa jika mereka ditangkap, agen Korut akan segera membawa mereka semua kembali ke Pyongyang untuk mendapatkan hukuman tertentu, karena pembelotan dianggap sangat memalukan bagi rezim Kim Jong Un dan tidak dianggap enteng.

Mereka akhirnya memberi tahu putri mereka tentang rencana tersebut sambil berpura-pura mengantarnya ke sekolah.

Pura-pura Antar Anak Sekolah, Ini Kisah Pembelot Korea UtaraFoto: Foto Ryu Hyeon-woo/Screenshot CNN
Ryu Hyeon-woo

"Ikutlah dengan Ibu dan Ayah untuk menemukan kebebasan," kenang Ryu saat memberi tahu putrinya, dikutip dari CNN International, Sabtu (6/2/2021). "Dia kaget, lalu berkata, 'Oke'. Hanya itu yang dia katakan."

Ryu membawa keluarganya ke kedutaan Korsel di Kuwait untuk meminta suaka. Mereka melakukan perjalanan ke Korsel beberapa hari kemudian.

Pembelotan dari Korut sebetulnya memiliki risiko dan kerugian yang sangat besar. Para pembelot harus segera memutuskan hubungan dari semua keluarga yang tersisa di negara asal mereka.

Rezim Kim sering menghukum keluarga besar pembelot untuk mencegah orang pergi, terutama para diplomat. Ryu membeberkan diplomat yang ditempatkan di luar negeri seringkali dipaksa untuk meninggalkan seorang anak di rumah sebagai sandera, untuk memastikan orang tuanya tidak membelot.

"Saya pikir Korea Utara yang memiliki hukuman keluarga feodal kolektif di abad ke-21 sangat mengerikan," kata Ryu.

Dia sekarang mengkhawatirkan ketiga saudara kandung dan ibunya yang berusia 83 tahun masih berada di Korut. Dia juga mengkhawatirkan orang tua istrinya yang tinggal di Pyongyang.

"Aku hanya ingin melihat mereka berumur panjang. Pikiran tentang mereka yang dihukum atas apa yang telah saya lakukan hanya menyakiti hati saya," paparnya.

Melihat ke belakang selama 16 bulan terakhir, Ryu mengatakan satu-satunya penyesalannya adalah apa yang mungkin terjadi pada anggota keluarganya yang tersisa di Pyongyang.

Dia dan istrinya percaya bahwa mereka melakukan hal yang benar untuk putri mereka, dengan membawanya pergi dari negara asalnya.

Ryu memberi tahu bahwa dia bertanya kepada putrinya apa yang paling dia sukai dari rumah barunya. "Saya suka fakta bahwa saya bisa menggunakan internet sebanyak yang saya mau," jawabnya.

Ryu dan istrinya sama-sama berasal dari elite penguasa Korut. Ayah mertuanya menjalankan Office 39, cabang pemerintahan Korut yang mantan karyawannya diibaratkan sebagai "dana gelap" untuk keluarga Kim. Secara nominal, ini bertanggung jawab untuk mendapatkan mata uang keras untuk rezim Kim

Korut telah lama dituduh menggunakan kedutaannya sebagai sapi perah bagi keluarga Kim yang berkuasa.

Ryu mengatakan bahwa meskipun dia adalah seorang diplomat terlatih yang berurusan dengan politik, ada juga "pekerja perdagangan ekonomi" yang ditugaskan di pos-pos diplomatik. Mereka diberi kuota jumlah uang yang harus mereka hasilkan untuk negara.

Ryu adalah salah satu dari beberapa pejabat tinggi Korea Utara yang membelot dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya ada Thae Yong-ho, mantan wakil duta besar untuk Inggris, yang membelot pada 2016. Thae sejak itu terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Korsel.


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Berita dengan kategori