Ngerinya Covid DKI, Persentase Kasus Jauh Lampaui Standar WHO

Ngerinya Covid DKI, Persentase Kasus Jauh Lampaui Standar WHO

Terbaiknews - JakartaCNBCÂIndonesia - DKIÂJakarta masih jadi langganan sebagai daerah yang memimpin...

Jakarta, CNBCÂIndonesia - DKIÂJakarta masih jadi langganan sebagai daerah yang memimpin kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia. Pada Minggu (7/2), kasus positif covid-19 harian di DKIÂJakarta menyentuh 4.213 kasus, merupakan rekor tertinggi selama pandemi yang sudah hampir satu tahun. Positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 20,6%, jauh dari ambang maksimal standar WHO.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 19.533 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 17.813 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 4.213 positif dan 13.600 negatif.

"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 262.980. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 114.429," katanya dikutip Minggu (7/2).


Dwi menjelaskan distribusi kasus pada hari ini, yaitu Jakarta Timur sebanyak 1.530 kasus, Jakarta Selatan sebanyak 785 kasus, Jakarta Pusat sebanyak 519 kasus, Jakarta Utara sebanyak 477 kasus, Jakarta Barat sebanyak 470 kasus, Kep. Seribu sebanyak 3 kasus, serta terdaftar pasien beralamat di luar DKI Jakarta sebanyak 340 kasus dan alamat tidak dilaporkan sebanyak 89 kasus.

Sementara itu, di DKI Jakarta telah dilakukan testing sebanyak 12x dari standar minimal WHO dalam seminggu, di mana 87% dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada kasus suspek dan kontak erat. Peningkatan kasus juga terjadi lantaran tracing ditingkatkan pada kontak erat kasus positif, yakni 1 kasus positif diperiksa 7 kontak erat. Proses tracing dibantu 1.427 relawan BNPB yang tersebar di 309 Puskesmas DKI Jakarta.

Kemudian sebanyak 33% kasus positif aktif di Jakarta merupakan pasien bergejala sedang sampai dengan kritis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Per 5 Februari, tempat tidur isolasi yang tersedia sebanyak 8.259, dengan persentase keterisian sebesar 72% atau 5.921 tempat tidur. Untuk tempat tidur ICU yang tersedia sebanyak 1.133, dengan persentase keterisian sebesar 74% atau 842 tempat tidur.

Sedangkan, untuk kasus tanpa gejala dan gejala ringan melakukan isolasi mandiri di tempat isolasi terkendali/wisma atlet/rumah. Adapun persentase keterisian fasilitas isolasi terkendali di DKI Jakarta sebesar 46%.

Selain itu, klaster keluarga terus meningkat dari minggu ke minggu. Sebanyak 612 klaster keluarga dengan 1.643 kasus positif teridentifikasi pascalibur Nataru (data 3 - 31 Januari), yang mayoritas berasal dari Jabar, Jateng, Jatim, DIY, dan Banten. Penularan di keluarga dan komunitas mendominasi, karena persentase warga keluar rumah menurun menjadi 52%, kendati demikian kasus tetap tinggi.

Berdasarkan pengamatan langsung perilaku 3M oleh FKM UI, UNICEF, dan kader dalam 1 minggu terakhir, indikator pelaksanaan 3M ketiganya cenderung mengalami penurunan, yakni memakai masker 68%, menjaga jarak 58%, dan mencuci tangan 25%. Untuk itu, dibutuhkan kedisiplinan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 175 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 23.869 (orang yang masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 293.825 kasus.

Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 265.369 dengan tingkat kesembuhan 90,3%, dan total 4.587 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7%.

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 20,6%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,5%. Padahal standar maksimal WHO persentase kasus positif tidak lebih dari 5%. Ini artinya sudah sangat melampau batas maksimal berlipat lipat.

Pada penerapan kembali PSBB masa Transisi, Pemprov DKI Jakarta menyarankan, bagi masyarakat yang ingin memasuki wilayah Jakarta untuk melakukan pemeriksaan mandiri COVID-19 melalui JakCLM di aplikasi JAKI.

Melalui JakCLM, masyarakat dapat mengetahui risiko COVID-19 serta mendapatkan berbagai rekomendasi kesehatan sesuai dengan risiko yang dimiliki. Kontribusi masyarakat dalam pengisian JakCLM dapat membantu Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pencegahaan penyebaran kasus COVID-19 di Jakarta.

Melalui Satpol PP Provinsi DKI Jakarta, penindakan atas pelanggaran penggunaan masker dan pendataan buku tamu juga akan digencarkan, begitu pula dengan bentuk pelanggaran-pelanggaran PSBB lainnya. Sehingga, harapannya, masyarakat dapat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dan turut berpartisipasi dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Berita dengan kategori