Moch. Fauzi, Ciptakan Alat Penetas F-6 untuk Bantu Peternak Burung

Moch. Fauzi, Ciptakan Alat Penetas F-6 untuk Bantu Peternak Burung

Terbaiknews - BANJIR PESANAN: Mesin penetas F-6 karya Moch. Fauzi diminati para penghobi dan peternak burung. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Tidak mudah menemukan formulasi yang pas untuk pengembangbiakan. Penetasan alami dengan menggunakan indukan belum tentu berhasil. Menggunakan alat penetas impor juga belum tentu pas. Peluang itulah yang membuat Fauzi menciptakan alat penetas sendiri. Penetas F-6 namanya.

RUANGsepetak itu dipenuhi perabot yang berserak di lantai. Mulai tang, bor listrik, kaca pembesar, gunting, alat penatah, kuas, voltmeter, tali rafia, rangkaian alat elektronik, hingga isolasi. Sebagaimana kapal yang usai dihantam badai, kekacauan itu tampak di bengkel kerja milik Moch. Fauzi di ujung rumahnya di kawasan Ketintang.

Di ruangan itu, dua alat penetas telur burung berbentuk kubus berwarna merah darah sedang dia garap. Mengamati perubahan angka yang tertera di layar digital. Dua alat tersebut memang sudah jadi. Fauzi tinggal mengecek cara kerja alat.

”Ini mau dikirim ke Gresik dan Jakarta, butuh kalibrasi dulu,” ucapnya sambil mengecek alat penetas telur buatannya.

Proses kalibrasi itu harus dia lakukan agar alat ciptaannya sesuai dengan kondisi riil. Terutama suhu dan kelembapan. Dua elemen tersebut menjadi penentu alat penetas bisa berhasil. Dengan demikian, embrio di dalam telur bisa berkembang dan pada masa menetas mampu menjebol cangkang.

Suhu terlalu panas atau rendah akan memengaruhi lama penetasan. Sementara itu, tidak stabilnya kelembapan di dalam alat penetas bisa membuat embrio telur mati. Kelembapan itulah yang menjadi faktor kunci penetasan telur burung. Dan stabilitas kelembapan itu ada pada alatnya.

Fauzi terus memperbaruinya sejak membuat rancangan alat pada 2017. Alat penetas terbaru yang dia miliki itu diberi nama F-6. Kepanjangan dari Fauzi generasi ke-6.

Selain kalibrasi yang harus pas, perubahan kelembapan di dalam alat itu dia siasati dengan membuat lubang ventilasi kecil. Lubang bisa dibuka tutup. Jika kelembapan suhu terlalu tinggi misalnya, lubang itu bisa dibuka. ”Jika stabil, bisa ditutup kembali,” terangnya.

Di alat penetas terbaru itu, Fauzi membuat pembaruan pada tatakan telur. Yang sebelumnya menggunakan pipa, dia ganti dengan alas akrilik. Tujuannya, pengangkatan dan peletakan telur bisa lebih mudah.

Fauzi mempraktikkan cara kerja alatnya Jumat (5/2). Telur burung branjangan, blackthroat, dan kenari diletakkan di atas akrilik. Mesin dia nyalakan. Perlahan, telur-telur aneka ukuran itu bergerak memutar.

”Alat ini punya keberhasilan hampir 100 persen,” kata bapak tiga anak itu. Jauh jika dibandingkan dengan dierami indukan sendiri yang sering gagal menetas karena banyak faktor. Keunggulan alat penetas Fauzi adalah stabilitas.

Efektivitas menjadi kunci utama pria kelahiran Undaan, 19 Maret 1969, itu menciptakan alat penetas. Dia ingin membantu para peternak burung di Indonesia yang sulit mengembangbiakkan anakan.

Peternak sering mengeluh. Mereka sulit melakukan penetasan indukan. Jika beli alat penetas dari luar negeri, belum tentu cocok. Ketidakcocokan alat tersebut membuat Fauzi melakukan riset panjang.

Berbagai jenis alat penetas dia coba. Kegagalan teman-teman peternak burung dia dengarkan. Dari sana, riset kecil dia buat. Kekurangan setiap alat dicatat. Pengalaman di lapangan dia jadikan modal untuk membuat alat sendiri.

”Saya sudah gagal ratusan kali. Tak terhitung telur yang tak menetas,” kata kakek satu cucu tersebut. Dibantu beberapa kolega, Fauzi sudah menghabiskan banyak biaya untuk proses membuat alat.

Ketekunan itu akhirnya berbuah juga. Lewat alat penetas ciptaannya, sudah banyak peternak yang terbantu. Burung-burung berhasil berkembang biak. Di antaranya, burung macau, murai batu, kenari, blackthroat, sun conure, merak, dan burung langka seperti branjangan jawa.

Direktur Gelapkan Gaji Karyawan Outsourcing Cleaning Service Rp 2,2 M

”Alat penetas ini sudah laku 30 buah,” terangnya. Dikirim ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Gresik, Cirebon, Mojokerto, Bandung, bahkan hingga ke negeri jiran Malaysia.

Kini karena dikerjakan sendiri bersama anaknya, pesanan alat harus mengantre. Sudah ada empat orang yang memesan alat penetas burung karya lelaki lulusan SMP itu. ”Tujuan saya cuma satu, ingin membantu peternak,” terang lelaki pengagum B.J. Habibie tersebut.

Saksikan video menarik berikut ini:

Berita dengan kategori