Khofifah Minta Daerah-Daerah di Jatim Tambah Ruang Perawatan Covid-19

Khofifah Minta Daerah-Daerah di Jatim Tambah Ruang Perawatan Covid-19

Terbaiknews - –Tingginya angka penderita Covid-19 tidak sebanding dengan ketersediaan ruang perawatan atau...

–Tingginya angka penderita Covid-19 tidak sebanding dengan ketersediaan ruang perawatan atau rumah sakit. Salah satu yang mengalami adalah NL, 45. Suaminya sempat ditolak 3 rumah sakit di Surabaya karena penuh.

”Ditolak di rumah sakit pertama karena kadar oksigen darah sudah rendah. Harusnya langsung masuk ruang rawat inap. Tapi karena penuh, ditolak,” tutur dia menceritakan kejadian yang dialaminya beberapa waktu lalu, ketika dihubungi pada Sabtu (6/2).

Di rumah sakit kedua, hal yang sama terjadi. Kedatangannya bahkan langsung ditolak ketika sampai di gerbang rumah sakit. ”Sudah penuh. Begitu kata pihak rumah sakit,” ujar dia.

Di rumah sakit ketiga, barulah dia bernapas lega. Sebab, rumah sakit itu menerima suaminya untuk proses foto thorax dan CT Scan. Sayangnya, suami NL tidak bisa dirawat di ruang isolasi.

”Akhirnya kami bawa ke RS lain. Soalnya lagi-lagi penuh,” papar dia.

Di RS terakhir yang didatanginya, suami NL sempat menjalani perawatan di ruang isolasi selama 2 hari. Hanya saja, tidak mendapatkan ventilator.

”Perawatan pada hari kedua, suami saya menghembuskan napas terakhirnya,” ucap NL.

Keterbatasan ruang perawatan rumah sakit itu disoroti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dia mencatat bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan kamar rumah sakit di Jatim kini meninggi.

”Saya mengimbau agar masing-masing daerah di Jawa Timur menambah kapasitas ruang perawatan. Baik isolasi biasa maupun ICU untuk pasien Covid-19,” tutur Khofifah dalam keterangan tertulis pada Jumat (5/2).

Hal itu bahkan ditulis dalam Keputusan Gubernur No. 188/34/KPTS/013/2021 tentang Perpanjangan Pembatasan Kegiatan untuk Pengendalian Perpanjangan Covid-19 yang diterbitkan pada 26 Januari 2021.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim Makhyan Jibril Al Faraby mengatakan, angka BOR di Jawa Timur 69 persen. Angka tersebut tidak sesuai dengan standar WHO yakni 60 persen.

”Sebelum PPKM kemarin 80 persen. Setelahnya, sempat 54 persen. Untuk ketersediaan ICU relatif stagnan, di angka 72 sampai 69 persen,” tutur Makhyan Jibril Al Faraby ketika dikonfirmasi pada Sabtu (6/2).

Dia menambahkan, meski jumlah konfirmasi kasus Covid-19 cenderung menurun, kasus yang berat, yang terlambat ditangani, masih relatif stagnan.

”Untuk BOR di Surabaya masih di angka 73 persen, sekitar itu,” ujar Makhyan Jibril Al Faraby.

Saksikan video menarik berikut ini:

Berita dengan kategori