Kasus COVID-19 di DKI Bertambah 4.213, Didominasi Klaster Keluarga

Kasus COVID-19 di DKI Bertambah 4.213, Didominasi Klaster Keluarga

Terbaiknews - JakartaIDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat peningkatan kasus positif...

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat peningkatan kasus positif COVID-19 pada Minggu (7/2/2021). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan berdasarkan data Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, telah dilakukan tes PCR sebanyak 19.533 spesimen.

Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 17.813 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 4.213 positif dan 13.600 negatif.

"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 262.980. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 114.429," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (7/2/2021).

1. Kasus di Jakarta Timur terbanyak

Kasus COVID-19 di DKI Bertambah 4.213, Didominasi Klaster KeluargaRumah sakit rujukan COVID-19, RSPI Sulianti Saroso. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Dwi menjelaskan kasus positif terbanyak terjadi di Jakarta Timur sebanyak 1.530 kasus, kemudian Jakarta Selatan sebanyak 785 kasus, Jakarta Pusat sebanyak 519 kasus, Jakarta Utara sebanyak 477 kasus, Jakarta Barat sebanyak 470 kasus, Kep. Seribu sebanyak 3 kasus, serta terdaftar pasien beralamat di luar DKI Jakarta sebanyak 340 kasus dan alamat tidak dilaporkan sebanyak 89 kasus.

Pemprov DKI Jakarta telah melakukan testing sebanyak 12 kali dari standar minimal WHO dalam seminggu, di mana 87 persen dilakukan untuk pemeriksaan pada kasus suspek dan kontak erat.

"Peningkatan kasus juga terjadi lantaran tracing ditingkatkan pada kontak erat kasus positif, yakni 1 kasus positif diperiksa 7 kontak erat. Proses tracing dibantu 1.427 relawan BNPB yang tersebar di 309 Puskesmas DKI Jakarta," ucap dia.

Adapun sebanyak 33 persen kasus positif aktif di Jakarta merupakan pasien bergejala sedang sampai dengan kritis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

2. Tingkat keterisian ruang ICU capai 74 persen

Kasus COVID-19 di DKI Bertambah 4.213, Didominasi Klaster KeluargaIlustrasi tenaga medis. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Per 5 Februari, tempat tidur isolasi yang tersedia sebanyak 8.259, dengan persentase keterisian sebesar 72 persen atau 5.921 tempat tidur. Untuk tempat tidur ICU yang tersedia sebanyak 1.133, dengan persentase keterisian sebesar 74 persen atau 842 tempat tidur.

Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 175 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 23.869 (orang yang masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 293.825 kasus.

Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 265.369 dengan tingkat kesembuhan 90,3 persen, dan total 4.587 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7 persen.

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 20,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,5 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.

Sedangkan, untuk kasus tanpa gejala dan gejala ringan melakukan isolasi mandiri di tempat isolasi terkendali/wisma atlet/rumah. Adapun persentase keterisian fasilitas isolasi terkendali di DKI Jakarta sebesar 46 persen.

3. Klaster keluarga terus meningkat

Kasus COVID-19 di DKI Bertambah 4.213, Didominasi Klaster KeluargaIlustrasi pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa

Selain itu, Pemprov DKI mencatat klaster keluarga terus meningkat dari minggu ke minggu. Sebanyak 612 klaster keluarga dengan 1.643 kasus positif teridentifikasi pascalibur Nataru (data 3 – 31 Januari), yang mayoritas berasal dari Jabar, Jateng, Jatim, DIY, dan Banten.

Penularan di keluarga dan komunitas mendominasi, karena persentase warga keluar rumah menurun menjadi 52 persen, kendati demikian kasus tetap tinggi.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan langsung perilaku 3M oleh FKM UI, UNICEF, dan kader dalam 1 minggu terakhir, indikator pelaksanaan 3M ketiganya cenderung mengalami penurunan, yakni memakai masker 68 persen, menjaga jarak 58 persen, dan mencuci tangan 25 persen.

"Untuk itu, dibutuhkan kedisiplinan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan," ujar Dwi.

Berita dengan kategori