Game of Thrones Taiwan! China Ngamuk Kapal Perang AS Masuk

Jakarta, CNBC Indonesia - China mengungkapkan kemarahan atas masuknya kapal perang Amerika Serikat (AS) ke perairan Selat Taiwan. Pasalnya kawasan tersebut dipandang sebagai area geopolitik sangat sensitif.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/2/2021) malam, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan AS mengganggu perdamaian dan stabilitas. Pasukan China juga telah mengikuti dan melacak kapal tersebut.

"Tindakan AS adalah pengulangan trik lama 'manipulasi campuran' situasi di Selat Taiwan, dengan sengaja menciptakan ketegangan dan mengganggu perdamaian dan stabilitas regional. Kami dengan tegas menentang ini, " ujar PLA dikutip Reuters, Jumat (5/2/2021).
"Tidak peduli bagaimana situasi di Selat Taiwan berubah, pasukan PLA akan dengan loyal menjalankan tugas dan misinya, dengan tegas menjaga kedaulatan nasional, keamanan, dan integritas teritorial."

Angkatan Laut AS sebelumnya mengatakan kapal perusak berpeluru kendali USS John S. McCain "melakukan transit rutin Selat Taiwan pada 4 Februari sesuai dengan hukum internasional". Kementerian Pertahanan Taiwan menggambarkannya sebagai misi yang "normal".

Tahun lalu Angkatan Laut AS berlayar melalui Selat Taiwan yang sempit sebanyak 13 kali.

Meski kepemimpinan AS telah berganti dari Donald Trump ke tangan Joe Biden, Washington sepertinya masih komitmen dengan dukungan ke Taiwan. AS masih secara intensif membantu Taiwan dengan penjualan senjata dan beberapa bantuan militer lainnya.

Biden mengaku bahwa komitmen mereka terhadap pulau itu "kokoh". Sebelumnya China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan menegaskan bahwa perjuangan bagi kemerdekaan pulau itu akan dianggap sebagai ajakan perang bagi Beijing.

Sebelumnya, Taiwan melaporkan jet tempur dan pembom China telah terbang ke sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udaranya. Ini juga bertepatan dengan kelompok serangan kapal induk AS yang memasuki Laut China Selatan yang disengketakan.

Militer AS mengatakan penerbangan militer China itu sesuai dengan pola perilaku tidak stabil dan agresif oleh Beijing. Tetapi tidak menimbulkan ancaman serius bagi armada kapal induk.