JK: Keberhasilan Plasma Konvalesen Sembuhkan Covid Capai 90%

JK: Keberhasilan Plasma Konvalesen Sembuhkan Covid Capai 90%

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus mantan Wakil Presiden Jusuf...

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus mantan Wakil Presiden Jusuf KallaÂmenyebutkan terapi plasma konvalesen menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat kematian akibat Covid-19. Sebab, dari data hasil terapi ini ditemukan tingkat keberhasilannya mencapai 90%.

Namun, sayangnya tak mudah untuk mendapatkan plasma dari para penyintas Covid-19 ini sebab dibutuhkan beberapa tes yang perlu dilalui untuk meyakinkan pendonor memang cocok diambil plasmanya.

Bahkan, kata tokoh yang akrab disapa JK ini, dari tes yang dilakukan PMI, dari 100 orang yang mendaftarkan diri untuk mendonor, hanya 10%-20% saja yang dinilai layak untuk melakukan donor.


"Mendorong terapi itu menurunkan jumlah korban, ini upaya untuk menurunkan jumlah orang meninggal. Cuma duduk 40 menit, dan bisa dengan kehendak Allah menyelamatkan dua nyawa karena kalau 400 cc bisa 2 kantong. Jadi setiapo langkah ini bisa menyelamatkan dua jiwa," kata JK dalam acara launching program Plasma BUMN untuk Indonesia, Senin (8/2/2021).

Dia mengatakan, pengobatan pasien Covid-19 menggunakan plasma ini merupakan upaya saling membantu antar sesama. Sebab, sampai saat ini belum ada penemuan yang bisa menggantikan plasma kecuali didonorkan dari orang secara langsung.

"Di situlah ini suatu mukjizat, apapun keahlian kita dua hal misal ganti gigi palsu, ganti kaki palsu bisa. Tapi ga ada yang bisa gantikan darah dan plasma buatan. Karena itu kita dorong sesama kita saling membantu," tukasnya.

Untuk itu, dengan tingkat kasus Covid-19 yang terus meningkat, JK mendorong orang-orang yang telah sembuh untuk melakukan donor plasma.

Hingga saat ini, terdapat 225 unit donor darah milik PMI, namun hanya 34 diantaranya memiliki peralatan apheresis untuk melaksanakan donor konvalesen ini.

Sejalan dengan itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginisiasi program plasma dari karyawan BUMN yang pernah terjangkit Covid-19 untuk mendonorkan plasmanya.

"... Program ini diluncurkan untuk mendorong karyawan dan keluarga BUMN yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 untuk menyelamatkan pasien Covid-19. Saya berharap, nantinya semua yang sudah terinfeksi dan sesuai dengan persyaratan tentunya, mau mendonorkan plasmanya untuk sesama. Kami dari BUMN akan selalu siap membantu dengan semua sumber daya yang kami miliki," kata dia di kesempatan yang sama.

Bersamaan dengan terapi plasma ini, pemerintah juga terus mendorong proses vaksinasi untuk terus berjalan dan ditingkatkan jumlahnya.

Erick menyebutkan, dari vaksinasi yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan saja telah berhasil menurunkan tingkat penularan dari 200 orang menjadi 24 orang.


[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)

Berita dengan kategori