Berita Lokal
LiveStream
Rss
Jakarta, IDN Times - Indonesia akan punya beras premium dengan harga yang murah. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan sedang mempersiapkan beras premium ini.
"Bulog akan produksi beras sendiri, pasti harga lebh murah karena kita beli bahan baku sama yaitu gabah. Sehingga nanti Bulog tidak jual beras medium, tapi beras premium dengan harga medium," kata pria yang akrab disapa Buwas ini pada konferensi pers, Rabu (3/2/2021).
1. Bagaimana caranya untuk produksi beras premium?
Direktur Utama Bulog Budi Waseso memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu 4 Desember 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)Langkah pertama yang akan dilakukan Bulog adalah dengan membangun modern rice milling plant (RMP) di 13 wilayah. Buwas lalu menargetkan untuk produksi beras modern menggunakan modern RMP tersebut setidaknya 10 persen dari produksi di wilayah itu.
Dengan menggunakan modern RMP yang dilengkapi dryer (pengering), sehingga nanti Bulog akan membeli gabah dari petani yang kadar airnya masih tinggi. Beras yang sudah dikeringkan akan disimpan di selo dengan kapasitas 2 ribu ton.
"Rata-rata kita bangun di satu tempat itu ada 3 selo berarti ada 6 ribu ton penyimpanan gabah. Ini kita akan proses menjadi beras kala itu dibutuhkan," katanya.
2. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk bangun modern RMP?
IDN Times/Helmi ShemiBiaya untuk bangun modern RMP ini sebesar Rp2 triliun yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) tahun 2016. Buwas mengatakan harusnya dana ini sudah terserap di 2018.
"Tapi setelah kami evaluasi, ini tidak bermanfaat membangun hal yang seperti itu, maka kita ubah harus mambangun hal yang betul-betul dibutuhkan oleh Bulog untuk kepentingan masyarakat. Akhirnya kita putuskan antaranya bangun modern RMP," katanya.
"Lalu alat rice to rice di gudang yang simpan beras banyak sehingga kalau beras ini lama lebih dari 4 bulan, maka pengeluarannya harus melalui rice to rice di gudang itu sehingga jamin tidak ada kutunya, beras bagus, tidak bau dan lain-lain," kata Buwas menambahkan.
3. Biar gak ketinggalan dari negara lain
Ilustrasi pelabuhan rakyat. ANTARA FOTO/Fiqman SunandarBuwas mengatakan ke depannya persaingan beras akan semakin ketat. Terlebih dengan negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, India, Pakistan, Myanmar dan Laos yang menjual dengan harga murah.
"Kita akan kalah dengan mereka kalau kita tidak kejar ketinggalan ini, sehingga perlu dilakukan," ucapnya.
