Chris Lie, Seniman Indonesia yang Sukses di Kancah Internasional

Chris Lie, Seniman Indonesia yang Sukses di Kancah Internasional

Terbaiknews - JakartaIDN Times – Nama Chris Lie menjadi perhatian dunia semenjak dirinya terlibat dalam...

Jakarta, IDN Times – Nama Chris Lie menjadi perhatian dunia semenjak dirinya terlibat dalam berbagai proyek internasional, yang membuat karya-karyanya tersebar dalam komik Marvel dan produk-produk franchise internasional seperti Disney, Transformer, Star Wars hingga poster dan tokoh dalam film.

Namun demikian, perjalanannya mencapai kesuksesan itu ternyata tidak mudah. Lie mengatakan, dia harus menjalani berbagai pasang-surut sebelum akhirnya berkesempatan mewujudkan cita-citanya menjadi seorang ilustrator.

Berikut adalah kisah sukses Lie yang ia bagi secara langsung kepada IDN Times.

1. Perjalanan hingga bisa sukses

Chris Lie, Seniman Indonesia yang Sukses di Kancah Internasionalscreenertv.com

Lie menceritakan, sejak kecil dia suka melukis dan menggambar komik. Ia mulai serius menjalani profesi sebagai komikus independen sejak lulus kuliah S1 Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), sembari bekerja sebagai arsitek di proyek Garuda Wisnu Kencana-Bali.

Setelah 6 tahun mencoba berbagai jalan untuk sukses di dunia komik, akhirnya ia mendapatkan beasiswa Fulbright untuk melanjutkan studi S2 di bidang Sequential Art/Komik di Savannah College of Art and Design di Savannah, Georgia, Amerika Serikat.

“Semenjak magang di tahun kedua studi, saya berhasil mendapatkan pekerjaan pertama saya menggambar komik GI-Joe Snake Eyes Arashikage Showdown, kemudian berlanjut dengan GI–Joe Sigma 6, Dungeons and Dragons Eberron, dan desain toys untuk Transformers,” katanya.

“Jadi pada saat itu saya kuliah sambil sudah bekerja, dan setelah saya lulus, saya terus berkarier sebagai komikus, ilustrator, dan concept designer untuk film sampai sekarang,” lanjutnya.

2. Hasil dari kerja keras

Chris Lie, Seniman Indonesia yang Sukses di Kancah Internasionalimdb.com

Lie mengatakan, dia sadar memiliki bakat melukis. Namun demikian, ia merasa bakatnya tidak sebesar yang dimiliki seniman-seniman lainnya. Ia lebih merasa kesuksesannya adalah hasil dari kerja kerasnya selama ini.

“Banyak orang yang bilang saya mempunyai bakat menggambar, saya menyadarinya, tetapi dibandingkan banyak teman/seniman lain yang saya kenal, saya merasa bakat saya tidak sebesar mereka,” ungkap Lie.

“Apa yang saya capai sekarang ini adalah kombinasi kecil bakat dan mayoritas hasil dari berlatih dan bekerja keras. Salah satu periode di mana kemampuan saya berkembang pesat adalah ketika saya berkuliah S2 tersebut, sehingga memang pendidikan menjadi kunci yang membuka karier saya sampai saat ini,” lanjutnya.

3. Senang bisa menggambar tokoh terkenal

Chris Lie, Seniman Indonesia yang Sukses di Kancah Internasionalnerdreactor.com

Lebih lanjut, Lie mengatakan senang bisa terlibat proyek-proyek besar dan berkesempatan membuat karakter superhero terkenal seperti Spiderman. Apalagi mengingat dirinya sudah menggemari berbagai tokoh superhero sejak kecil.

“Tentu saja senang sekali, terutama karena Spider-man, Transformers, Star Wars adalah karakter dan film yang saya tonton dan idolakan sejak kecil. Yang paling berkesan adalah Spider-man, karena waktu itu saya sempat mendesain kostum Spiderman yang nantinya berkembang menjadi kostum film Amazing Spider-man 3 tahun kemudian,” ungkapnya.

“Jadi awalnya saya sendiri tidak tahu bahwa eksplorasi desain yang saya kerjakan adalah rencana panjang untuk film tersebut. Hal lain yang membuat terkesan adalah jumlah revisinya yang mendekati 50 kali, tapi saya tetap senang karena saya mengerjakan Spider-man.”

4. Berharap ada makin banyak investasi untuk memajukan komik dalam negeri

Chris Lie, Seniman Indonesia yang Sukses di Kancah Internasionalscreenrant.com

Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia komik internasional, Lie mengatakan bahwa komik dalam negeri tidak ketinggalan jauh dari komik internasional.

“Sudah jauh lebih maju dibandingkan 10 tahun yang lalu, dengan semakin banyaknya komikus Indonesia yang bisa hidup dari penghasilannya sebagai komikus. Secara kualitas pun sudah sangat baik, ini terbukti dengan lebih dari 20 judul komik karya anak bangsa yang diproduksi dan diterbitkan oleh re:ON Comics, telah dibeli hak terbitnya dan terbit di Jepang, Korea, Rusia, Italy, Thailand, dan Amerika. Bahkan serial Shivers menjadi best seller di genre horor di Malaysia,” terang pria yang juga merupakan Managing Director of King Productions tersebut.

“Menurut saya yang masih perlu ditingkatkan adalah investasi di industri komik lokal, sehingga semakin banyak komik Indonesia berkualitas yang bisa diciptakan oleh komikus Indonesia. Saya yakin bahwa komikus yang sudah full-time berprofesi sebagai komikus, akan lebih bisa menghasilkan karya komik yang semakin baik kualitasnya, karena mereka bisa berkonsentrasi penuh dalam berkarya.”

5. Caravan Studio untuk membantu seniman Indonesia berkarya di level internasional

Chris Lie, Seniman Indonesia yang Sukses di Kancah Internasionalinstagram.com/avengers/

Meski telah menjadi komikus internasional dan dikenal dunia, Lie ternyata memiliki mimpi untuk dapat membantu komikus dan ilustrator Indonesia menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, ia mendirikan Caravan Studio sebagai wadah untuk membantu seniman Indonesia berkarya di level internasional.

“Motivasi mendirikan Caravan Studio sudah ada sejak sebelum saya berangkat ke Amerika, intinya saya ingin memberikan jalan dan kesempatan untuk komikus dan ilustrator Indonesia berkarya di level internasional tanpa harus ke sana. Pada saat itu, kesempatan dan komunikasi belum semudah saat ini, sehingga kesempatan untuk bisa dilirik perusahaan luar negeri cukup sulit,” terangnya.

“Caravan Studio dimulai di Januari 2008 dengan 4 orang, di suatu ruangan kecil berukuran 5m x 6m. Dari situlah Caravan berkembang sampai saat ini, menjadi lebih besar dan mampu bersaing dengan studio dari berbagai negara untuk memperebutkan proyek yang prestisius, baik di bidang komik, desain action figures/mainan, ilustrasi game, dan juga concept art untuk produksi film,” tambah Founder Managing Director of re:ON Comics tersebut.

Berita dengan kategori