Tsingshan PDKT Freeport Bangun Smelter, Ini Respons Freeport

Tsingshan PDKT Freeport Bangun Smelter, Ini Respons Freeport

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini sedang didekati perusahaan asal...

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini sedang didekati perusahaan asal China, Tsingshan Group, untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Bahkan, Tsingshan dikabarkan mau membiayai 92,5% dari nilai proyek yang diperkirakan sekitar US$ 2,5 miliar. Artinya, Freeport hanya membiayai sekitar 7,5% dari nilai proyek tersebut.

Lantas, apakah Freeport menerima tawaran Tsingshan tersebut?


Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan pihaknya masih dalam tahap diskusi penjajakan dengan Tsingshan Group ini.

"Sesuai dengan arahan pemerintah, PTFI masih dalam proses diskusi untuk menjajaki kerja sama dengan Tsingshan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (08/02/2021).

Meski kini tengah didekati perusahaan lain untuk kerja sama membangun smelter, namun menurutnya Freeport tetap berkomitmen untuk tetap membangun smelter di kawasan industri terintegrasi JIIPE, Gresik, seperti yang kini tengah dikerjakan.

Seperti diketahui, Freeport diwajibkan membangun smelter baru sebagai salah satu syarat yang tertuang dalam perjanjian perpanjangan operasi tambang yang berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari sebelumnya Kontrak Karya (KK).

"PTFI tetap berkomitmen untuk membangun smelter kedua di Manyar Gresik sebagai bagian dari kesepakatan dalam proses divestasi yang lalu," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, saat ini negosiasinya sedang berjalan dan ditargetkan pada akhir Maret 2021 sudah ada keputusan.

"Rencana pembangunan smelter copper (tembaga) dengan Tsingshan targetnya akhir Maret conclude (diputuskan)," tutur Seto dalam konferensi pers pada Jumat (05/02/2021).

Kerja sama ini menurutnya menarik buat Freeport karena nanti sebagian besar investasinya akan ditanggung oleh Tsingshan. Freeport hanya butuh investasi sebesar 7,5% dari total proyek.

"Selama ini Freeport bilang tidak profitable (menguntungkan), capex (belanja modal) mahal dan lainnya. Tsingshan punya teknologi, tekan angka capex dan berikan pendanaan capex yang maksimal. Freeport hanya perlu pendanaan sekitar 7,5% dari total proyek," ungkapnya.

Seto menyebut penawaran dari Tsingshan ini jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan proyek smelter yang kini tengah digarap Freeport di kawasan industri terintegrasi JIIPE, Gresik, Jawa Timur yang pendanaanya 100% dari Freeport.

"Ini sedang dijajaki. Kalau nanti sudah di nego dan win-win solution, baik untuk semua, kenapa enggak. Kesepakatan akhir bulan Maret," tegasnya.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

Berita dengan kategori