Tol Trans Sumatera Terancam Setop, HK Putar Otak Cari Duit!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Hutama Karya (Persero) masih optimistis untuk menyelesaikan proyek Jalan Tol Trans Sumatera, meski proyek ini terancam berhenti pembangunannya, akibat defisit Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 60 triliun.

BUMN tol ini mulai mencari pendanaan tambahan untuk menyelesaikan proyek. Salah satunya dengan obligasi perusahaan yang dijamin oleh pemerintah dan skema pendanaan lainnya.

Executive Vice President (EVP) Divisi Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan menyadari masih banyak tantangan yang akan dihadapi, termasuk dari sisi pendanaan. Oleh Karena itu berbagai skema creative financing pun dilakukan HK untuk percepatan pembangunan.

"Skema antara lain Penyertaan Modal Negara (PMN), Obligasi perusahaan yang dijamin pemerintah, pinjaman dari lembaga keuangan yang dijamin oleh pemerintah, dan pendanaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan," katanya, mengutip keterangan resmi, (29/1).

Di tahun 2020 Hutama Karya sudah mendapatkan PMN sebesar Rp 3,5 triliun dan tambahan PMN melalui program PEN sebesar Rp 7,5 triliun yang membuktikan bahwa pembangunan JJTS merupakan proyek prioritas pemerintah.

Di 2021 Hutama Karya akan menerima tambahan PMN sebesar Rp 6,2 triliun yang sudah dianggarkan oleh pemerintah dalam RAPBN 2021. Perusahaan juga sedang mengajukan tambahan PMN sebesar Rp 19 triliun kepada Pemerintah.

Hingga saat ini Hutama Karya telah mengoperasikan secara penuh beberapa ruas di JTTS, yakni tol Bakauheni - Terbanggi Besar, Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung, Palembang - Indralaya, Medan - Binjai, Pekanbaru - Dumai, Sigli - Banda Aceh seksi 4, Indrapuri - Blang Bintang.