Tak Hanya DME, Ini Cara Pertamina Tekan Impor LPG

Tak Hanya DME, Ini Cara Pertamina Tekan Impor LPG

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) masih menjadi salah satu permasalahan...

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) masih menjadi salah satu permasalahan dalam ketahanan energi nasional, sehingga membutuhkan solusi konkret.

Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG yang kini sedang digadang-gadangkan pemerintah yakni melalui gasifikasi batu bara, yakni mengonversi batu bara berkadar rendah menjadi Dimethyl Ether (DME). Nantinya, DME ini bisa dijadikan substitusi LPG, sehingga bisa mengurangi permintaan LPG.

Proyek DME yang ada perkembangan saat ini yaitu kerja sama PT Pertamina (Persero) dengan PT Bukit Asam Tbk dan Air Products, perusahaan asal Amerika Serikat. PTBA sebelumnya menyebutkan, proyek ini ditargetkan akan mulai digarap pada tiga bulan mendatang.


Namun demikian, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan proyek DME bukan lah satu-satunya cara mengurangi impor LPG. Dia mengatakan, upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi impor selain melalui gasifikasi adalah meningkatkan produksi LPG, terutama dari kilang di Sumatera yang masih memiliki potensi.

Selain itu, lanjutnya, perseroan juga menggencarkan program jaringan gas kota (jargas) yang tahun ini ditargetkan mencapai 1 juta sambungan rumah tangga, baik dari pendanaan mandiri atau pendanaan negara (APBN).

Pihaknya menurutnya juga membangun jaringan gas yang masih belum terkoneksi, seperti di Sumatera, di Dumai, di Kawasan Industri di sana, lalu Cirebon-Semarang dan Batam.

"Dengan begitu, aksesibilitas gas jaringan distribusi rumah tangga ditingkatkan dalam menurunkan impor LPG," kata Nicke dalam Energy Corner Special Edition: Energy Outlook 2021 di CNBC Indonesia, Kamis (04/02/2021).

Program jargas juga nantinya akan dibarengi dengan program penggunaan kompor listrik dari pemerintah guna menekan penggunaan LPG.

Namun demikian, imbuhnya, proyek gasifikasi yang menghasilkan DME bukan berarti ditinggalkan. Proyek DME ini menurutnya juga tetap akan dilakukan, sehingga dalam jangka panjang bisa berperan sebagai substitusi impor.

"Mix dari gas akan meningkat. Pertamina memiliki portofolio gas terbesar di Indonesia, ini akan ditingkatkan. Kami kerja sama dengan PLN untuk melakukan gasifikasi dari PLTD yang dimiliki PLN di 52 lokasi. Ini akan terus kita garap. Kuncinya, cadangan gas ditingkatkan dan pembangunan midstream dan downstream (hilir)," paparnya.

Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan, Pertamina menilai tidak semua dapat dibangun jaringan gas pipa. Untuk itu, pihaknya akan membangun pipa virtual (virtual pipeline) untuk menyuplai gas yang ada di Indonesia.

Dengan demikian, sebanyak 30 juta sambungan rumah tangga dapat tersambung jaringan gas pipa pada 2050 dan konsumsi gas meningkat.

"Sebanyak 92% akan dikontribusikan dari portofolio gas Pertamina," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

Berita dengan kategori