Soal Puskemas, Kang Emil: Jabar Jauh Tertinggal dari Thailand

Soal Puskemas, Kang Emil: Jabar Jauh Tertinggal dari Thailand

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia- Indonesia masih tertinggal jauh dalam sistem kesehatan terutama dalam...

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia masih tertinggal jauh dalam sistem kesehatan terutama dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan Thailand dan Vietnam, terutama dari sisi pelayanan kesehatan primer atau puskesmas. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat Peresmian Program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara) di Bekasi.

Saat ini Jawa Barat hanya memiliki sekitar 1.060 puskesmas, untuk melayani 50 juta penduduk. Artinya setiap puskesmas di Jabar harus melayani 50.000 orang, perbandingan ini berbeda jauh dengan Thailand yang setiap puskesmasnya untuk 7.000 orang.

"WHO menyatakan memang yang terbaik menangani Covid-19 adalah Vietnam dan Thailand. Di Thailand satu puskesmasnya untuk 7.000 warga, kita 50 ribu warga di setiap puskesmas. Jadi mumpung saya masih jadi gubernur saya bertekad sebisa mungkin menaikan jumlah puskesmas sebanyak-banyaknya," kata Ridwan Kamil, Senin (01/02/2021).


Jika menggunakan perbandingan seperti Thailand, maka Jawa Barat harus memiliki 7.000 puskesmas dengan kualitas yang memadai. Artinya dibutuhkan 6.000 puskesmas baru di Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan preventif masyarakat.

"Bekasi punya 40 Puskesmas, dan penduduknya 3,5 juta, jadi harusnya Bekasi punya 500. Terlihat ngawang-ngawang tapi Thailand bisa, sama-sama orang Asia. Kalau lebih sehat betul karena dilayaninya lebih cepat dan dekat kita belajar dari sana," ujarnya.

Ridwan Kamil mengatakan sedang mengupayakan pembangunan Puskesmas tanpa melalui APBD yakni melalui penugasan pada BUMD, untuk membangun dengan tanah yang disediakan dari kepala daerah.

"Program penugasan begini Perpres-nya sudah ada jadi saya boleh menugaskan tanpa lelang kepada BUMD nanti dia nyari uang sendiri, kemudian tugas pemda menyediakan lahan. Ini tolong diumumkan, karena kita rumah sakit minimal 25 unit dengan skema yang sama," ujarnya.

Dia menegaskan harus dilakukan perubahan strategi, pasalnya dengan 1.000 puskesmas di Jabar yang dikerahkan untuk penanganan Covid-19 selama 2020 terbukti tidak maksimal dan kewalahan. Inilah yang membuat Jabar menambah 5 SDM baru di setiap Puskesmas khusus untuk penanganan Covid-19. Apalagi di Jabar banyak pabrik yang seringkali tidak melaporkan jika terjadi kasus positif di dalamnya.

"Kalau 2020 orang yang mengurus Covid-19 bercampur dengan tugas rutinnya ngurusin penyakit lain, sementara tugas Covid-19 harus intens kalau ada yang tidak lapor maka harus datang, ini yang tidak bisa dihandle petugas puksesmas yang sudah memiliki tugas," ujarnya.


[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)

Berita dengan kategori