Restoran Berdarah-Darah, Pemilik Jual Motor Sampai Alat Dapur

Restoran Berdarah-Darah, Pemilik Jual Motor Sampai Alat Dapur

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia -ÂBisnis restoran salah satu yang paling terdampak...

Jakarta, CNBC Indonesia -ÂBisnis restoran salah satu yang paling terdampak pandemiÂcovid-19 yang sudah menjelang setahun di Indonesia. Banyak pemilik restoran yang masih tetap berutang kepada pihak ketiga atau supplier bahan baku makanan. Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan pemilik restoran tersebut akibat tidak adanya pemasukan yang menutupi operasional.

"Banyak yang utangan, vendor ada yang nggak dibayar, akhirnya bayar pakai motor, bayar pake alat dapur, apa aja yang ada," kata Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran, Emil Arifin kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/2/21).

Namun, untuk membayar dengan aset pun tidak bebas karena aset yang ada juga terbatas. Untuk itu, restoran dan pihak ketiga seperti supplier telur, sayur-mayur, ikan, ayam, dan lainnya harus saling mengerti keterbatasan masing-masing. Ketika pengusaha restoran berdarah-darah, supplier juga mengalami hal sama.


"Rata-rata industri di supplier makanan hidup karena restoran dan hotel, ada serapan 30-40%. Makanya ketika restoran drop, industri juga drop. Sementara sisanya masuk ke supermarket dan pasar lainnya," sebut Emil.

Meski ada pasar yang lebih besar di supermarket dan pasar lainnya yang langsung ke masyarakat, namun itu pun tidak mudah, pasalnya daya beli masyarakat saat ini sedang anjlok dan tidak menyerap banyak seperti biasanya. Sedangkan di restoran dan hotel, ketika waktu normal pasarnya sudah pasti terserap di sini.

"Yang kemarin aksi buang telur di Jawa Timur, mereka suplai ke hotel, restoran, terus sekarang tutup semuanya. Yang kemarin belum dibayar, sekarang nggak ada yang beli, harganya murah, telurnya dibuang-buangin. Makanya kita harus diajak ngobrol supaya paham apa masalahnya. Semua kebijakan pasti ada dampak, tapi kita cari yang dampak buruknya paling kecil, jadi kita diajak ngobrol," sebutnya.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Berita dengan kategori