Realisasi Investasi di Sidoarjo Turun saat Pandemi Covid-19

Realisasi Investasi di Sidoarjo Turun saat Pandemi Covid-19

Terbaiknews - TARIK INVESTOR: Sebuah pabrik baru dibangun di Kawasan Industri Sidoarjo (KIS)Jalan Lingkar Timur. Kawasan tersebut digadanggadang menjadi pusat industri terintegrasi. (Angger Bondan/Jawa Pos)

– Realisasi investasi Kabupaten Sidoarjo berada di peringkat keempat se-Jawa Timur pada 2020. Posisi investasi di Sidoarjo di bawah Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Pasuruan.

Kota Surabaya menduduki peringkat pertama total realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Jawa Timur (Jatim) dengan mencatatkan angka Rp 16,8 triliun. Kabupaten Gresik berada di posisi kedua dengan realisasi Rp 16,5 triliun. Di urutan ketiga, ada Kabupaten Pasuruan (Rp 7,9 triliun). Lalu, diikuti Kabupaten Sidoarjo (Rp 6,8 triliun) dan Kabupaten Tuban (Rp 6,1 triliun).

Investasi PMA Sidoarjo tidak masuk lima besar di Jatim pada 2020. PMDN Kabupaten Sidoarjo berada di peringkat ketiga di Jatim dengan realisasi Rp 5,4 triliun.

Jika dilihat, setiap tahun nilai investasi di Sidoarjo terus meningkat. Pada 2016, nilai investasi mencapai Rp 16,9 triliun. Kemudian, nilai investasi naik menjadi Rp 17,3 triliun pada 2017. Total investasi di Sidoarjo pada 2018 mencapai Rp 23,8 triliun. Pada 2019, capaian investasi naik tipis Rp 96 juta menjadi Rp 23.832.676.777.188. Tahun lalu terjadi penurunan akibat pandemi.

Sekretaris Daerah Sidoarjo Achmad Zaini mengakui, menarik investor memang tidak mudah. ”Perlu ada pendekatan informal kepada asosiasi investor PMA ataupun PMDN,” tuturnya.

Misalnya, menjalin komunikasi secara intensif dengan investor Singapura dan Hongkong. Menurut Zaini, dua negara PMA itu yang paling banyak menanamkan modal di Sidoarjo. ”Pelayanan perizinan yang paling bisa diintervensi. Misalnya, kepastian selesai administrasi dan biaya,” jelasnya.

Perizinan juga bisa disederhanakan. Dengan begitu, investor pasti cepat merespons. ”Kemudian, harus dilakukan evaluasi bersama pelaku usaha. Bagaimana tata kelola investasi yang ada saat ini, apa yang perlu disederhanakan,” ujarnya.

Namun, pandemi Covid-19 memang berdampak besar. Penurunan nilai investasi tidak hanya dialami Sidoarjo. Bahkan, saat awal pandemi dulu, investor menahan diri menanamkan modal. Investasi yang sudah jalan juga belum tentu sempurna. ”Kebanyakan di antara mereka sudah investasi tanah, tapi untuk bangunan belum,” ungkap Zaini.

Namun, tahun ini saatnya bangkit meski pandemi masih menghantui. Zaini menuturkan bahwa Pemkab Sidoarjo selalu optimistis investasi semakin membaik. Apalagi, dalam waktu dekat Sidoarjo memiliki kawasan industri halal (KIH). KIH ini adalah satu-satunya di Jatim.

Saksikan video menarik berikut ini:

Berita dengan kategori