Ratusan Mantan Pemeluk Syiah Terima Bantuan dari Gubernur Khofifah

Ratusan Mantan Pemeluk Syiah Terima Bantuan dari Gubernur Khofifah

Terbaiknews - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan pada eks pemeluk Syiah. (Istimewa)

–Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan ratusan sertifikat kepada ratusan mantan pemeluk Syiah asal Sampang, Madura, Jawa Timur. Terdapat 230 orang yang mendapat sertifikat dari pemerintah.

Dalam acara penyerahan di area pengungsian di Sidoarjo, Khofifah menyatakan, penyerahan sertifikat itu telah melalui proses yang cukup panjang. Hal itu dipengaruhi peristiwa atau konflik yang terjadi pada 2011. Sehingga, mereka harus diungsikan selama 8 tahun hingga kembali ke ajaran Sunni atau Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

”Ini proses panjang mulai dari penyiapan KTP mereka, KK, buku nikah, SIM, sampai kemudian penyiapan sertifikat. Tentu ini proses yang panjang karena peristiwa 2011,” tutur Khofifah pada Rabu (3/2).

Dia mengatakan, hal tersebut merupakan perjuangan TNI-Polri, serta para ulama. Hal itu menjadi faktor utama pengungsi bisa mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia.

Khofifah berharap hal itu bisa menjadi upaya bersama membangun kerukunan di antara kehidupan sesama warga.Meski demikian, akan ada tahap-tahap yang akan dijalani pengungsi untuk bisa kembali ke tempat asalnya.

”Perlu konsolidasi agar bisa diterima kembali oleh warga setempat.Pak bupati yang akan melakukan itu. Jadi hak-hak sebagai warga negara sudah terpenuhi semua,” ujar Khofifah.

Atas pemberian sertifikat tersebut, pimpinan pengungsi Tajul Muluk mengaku bersyukur atas perhatian dari pemerintah. Dia berharap kelompoknya bisa kembali ke kampung halaman dan bisa hidup dengan rukun dan damai.

”Insya Allah senang. Kalau bisa nanti ya di lokasi awal, atau terserah di mana yang penting tanggung jawab kami selesai. Tugas kami menghubungkan yang putus dan menghubungkan yang rusak sudah selesai,” ungkap Tajul.

Hanya saja Tajul mengaku, masih belum mengetahui kapan mereka bisa kembali ke kampung halaman. Dia berharap ketika pulang, tanah yang diberikan sudah dalam bentuk rumah dan bisa mereka ditinggali.

”Rencana pindah ke sana ya tergantung dari pemerintah kalau harus pulang ya disiapkan dulu. Masih menunggu bangunan rumah karena sudah tidak tersisa di sana,” kata Tajul.

Sebelumnya, pada November, sebanyak 274 pengungsi Syiah telah di-bai’at kembali ke ajaran Sunni. Mereka tinggal di Rusun Jemundo. Prosesi bai’at dilakukan di Sampang, Madura.

Meski telah di-bai’at, mereka belum bisa kembali ke rumah. Peristiwa itu bermula pada 2011 ketika ratusan pemeluk Syiah di Sampang, Madura, diusir dari kampung halaman mereka di Desa Karang Gayam. Sebab, Mereka dianggap telah melecehkan agama dan ulama.

Kemudian bentrokan terjadi antara warga desa yang didominasi penganut Sunni melawan penganut Syiah. Warga kemudian membumihanguskan rumah dan pesantren milik pimpinan Syiah, Tajul Muluk pada Agustus 2012. Akibat kejadian itu, puluhan orang terluka dan 1 orang meninggal.

Tajul Muluk atau Ali Murtadho kemudian menghabiskan empat tahun di penjara, setelah divonis terbukti melakukan penistaan agama.

Setelah itu, 347 pengungsi Syiah kemudian diungsikan keluar Madura. Mereka menempati rusunawa di Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo.

Saksikan video menarik berikut ini:

Berita dengan kategori