PLTP Bocor, PT Sorik Marapi Sebut Bakal Tanggung Jawab

PLTP Bocor, PT Sorik Marapi Sebut Bakal Tanggung Jawab

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Kegiatan PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) diberhentikan sementara...

Jakarta, CNBC Indonesia - Kegiatan PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) diberhentikan sementara setelah munculnya gas H2S di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi di Mandailing Natal, Sumatera Utara, Senin (25/01/2021).

Akibatnya, warga yang berada di sekitar lokasi ada yang meninggal dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS).


Menanggapi kejadian ini, Direktur Teknik PT Sorik Marapi Geothermal Power Riza Glorius mengatakan, pihaknya bakal bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu (03/02/2021), dia mengatakan pihaknya prihatin dengan kejadian ini dan saat ini tengah fokus memberikan dukungan, baik moral dan santunan kepada korban, keluarga korban, dan masyarakat terdampak.

"Saya pastikan bahwa perusahaan akan bertanggung jawab dan berkomitmen selesaikan masalah-masalah yang timbul dari musibah ini," ungkapnya saat RDP di Komisi VII DPR RI, Rabu (03/02/2021).

Peristiwa kebocoran ini terjadi ketika perusahaan melakukan persiapan pembukaan sumur SMP-TO2 untuk commissioning (uji coba) PLTP Unit II (15 MW) pada Senin, 25 Januari 2021 lalu.

Pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana pembukaan sumur ini. Mulanya, katanya, buka sumur T-02 akan dilakukan pada 24 Januari 2021 pukul 12.00 siang, dan sosialisasi dilaksanakan pada 22-23 Januari 2021.

Saat tiba di hari akan buka sumur yakni 24 Januari 2021 jam 12.00 siang ditunda ke jam 15.00. Lalu, kembali ditunda menjadi jam 17.00 karena ada acara di Desa.

Namun, pekerjaan dihentikan untuk penyempurnaan sistem. Rencana operasi sumur pun diperbaharui menjadi tanggal 25 Januari.

"Tanggal 22-23 Januari 2021 sosialisasi ke warga, bahwa akan ada prosesi pembukaan sumur pada 24 Januari, baik dalam bentuk verbal dan tulisan," jelasnya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan investigasi terkait penyebab kebocoran ini sudah dilaksanakan.

Dia menyebutkan, ada enam hal yang menjadi penyebab kejadian ini, antara lain:

1. Perencanaan kegiatan yang tidak matang.
2. Pelanggaran terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
3. Peralatan dan instalasi penunjang yang belum siap atau belum lengkap.
4. Lemahnya koordinasi antartim pelaksana kegiatan.
5. Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat yang tidak memadai.
6. Kompetensi personil pelaksana kegiatan yang tidak memadai.

"Hasil investigasi menunjukkan telah terjadi mal operasional oleh PT SMGP di lapangan panas bumi Sorik Marapi," jelas Dadan.

Sebelumnya, dikabarkan kejadian ini mengakibatkan lima orang meninggal dunia, 46 orang menjalani perawatan di rumah sakit, dan tiga orang rawat jalan.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

Berita dengan kategori