Manufaktur Mulai Bangkit, Tapi Jasa Masih Ambruk!

Manufaktur Mulai Bangkit, Tapi Jasa Masih Ambruk!

Terbaiknews - JakartaCNBCÂIndonesia -ÂLebih dari 100 juta orang di dunia telah positif terjangkit...

Jakarta, CNBCÂIndonesia -ÂLebih dari 100 juta orang di dunia telah positif terjangkit Covid-19. Di tahun 2021 program vaksinasi masal telah dijalankan di berbagai negara. Harapan ekonomi pulih pun semakin tinggi. Namun tidak semua sektor perekonomian pulih secara serempak. Sektor jasa sampai saat ini masih tertekan.

Kendati sektor manufaktur perlahan mulai bangkit,Âsektor jasa yang meliputi hotel, restoran, pariwisata hingga transportasi masih berdarah-darah akibat Covid-19. Hal ini tercermin dari leading indicator yang sering digunakan analis yaitu indeks manajer pembelian (PMI).Â

Angka PMI manufaktur global kendati masih dalam zona kontraksi tetapi terlihat mulai rebound. SementaraÂuntuk angka PMI jasaÂyang tertekan hebat dan lebih dalam dari manufaktur terlihat masih sangat tertekan.


Di negara-negara G20, mayoritas angka PMI manufakturnya sudah berada di atas 50 yang berarti sektor ini terlihat mulai ekspansif di bulan Januari 2021. Namun apabila melihat sektor jasanya mayoritas masih berada di bawah ambang batas 50 yang berarti kontraksi.

Angka PMI jasa di negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Swiss dan Inggris bahkan berada di bawah 50. Maklum sektor jasa menyumbang 70% dari total output perekonomian Benua Biru.Â

Adanya pembatasan aktivitas dan mobilitas publik berupa lockdown selama Covid-19Âdiperkirakan bakal membuat produk domestik bruto (PDB) atau kue ekonomi di Euro Area mengalami kontraksi hingga 7,4% di tahun 2020.

Saat pandemi merebak, banyak negara menerapkan karantina wilayah (lockdown) dan larangan bepergian maupun kunjungan dari negara lain. Perbatasan ditutup rapat. Masyarakat terpaksa harus terkunci di dalam rumah dan membatalkan rencana liburannya.

Kunjungan turis di paruh pertama tahun lalu anjlok 65%. Jauh lebih dalam dari kontraksi pada krisis keuangan global 2008 di angka minus 8% dan kontraksi saat wabah SARS merebak 17 tahun silam di minus 17% menurut laporan Dana Moneter Internasional (IMF).

Kunjungan turis global sempat naik ketika pelonggaran lockdown dilakukan. Jumlah pelancong meningkat dari 5 juta menjadi 38 juta secara global. Namun seiring dengan terjadinya gelombang kedua Covid-19, jumlah pelancong pun kembali turun.

Berita dengan kategori