Mantan Sekretaris FPI Sulawesi Selatan Bantah Ada Baiat ke ISIS

Mantan Sekretaris FPI Sulawesi Selatan Bantah Ada Baiat ke ISIS

Terbaiknews - JakartaIDN Times - Mantan Sekretaris Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan (Sulsel) Agus...

Jakarta, IDN Times - Mantan Sekretaris Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan (Sulsel) Agus Salim Syam membantah kesaksian simpatisan FPI Ahmad Aulia, salah satu teroris yang mengaku berbaiat kepada Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

“Membantah dengan keras pernyataan saudara AA yang menyatakan pernah terjadi baiat dukungan kepada ISIS,” kata Agus lewat pernyataan tertulisnya yang disampaikan Sekretaris Umum FPI Munarman kepada IDN Times, Jumat (5/2/2021).

Sebelumnya, Ahmad Aulia membuat pengakuan bahwa pembaiatan itu dilakukan oleh pengurus FPI Makasar. Ia juga menyebut Munarman saat itu menghadiri pembaiatan yang dilakukan pada 2015.

1. FPI Sulawesi Selatan juga bantah Munarman memimpin baiat

Mantan Sekretaris FPI Sulawesi Selatan Bantah Ada Baiat ke ISISIlustrasi massa FPI (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)

Dalam keterangan tersebut, Agus menuturkan Munarman hadir sebuah di acara di Sulsel narasumber yang mengisi pembahasan soal kondisi global. Agus memastikan Munarman sama sekali tidak menyinggung masalah ISIS.

“Munarman datang dari Jakarta sebagai narasumber yang diundang. Tidak ada kaitannya dengan ISIS,” ujar dia.

2. Polisi sebut 19 teroris di Sulsel merupakan anggota FPI

Mantan Sekretaris FPI Sulawesi Selatan Bantah Ada Baiat ke ISISIlustrasi massa FPI (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Karopenmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, 19 tersangka teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar merupakan anggota FPI. Sebanyak 19 teroris itu telah dijemput tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021).

“Semua terlibat atau menjadi anggota FPI di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar,” kata Rusdi dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta.

3. Memiliki mental untuk melakukan bom bunuh diri

Mantan Sekretaris FPI Sulawesi Selatan Bantah Ada Baiat ke ISISIDN Times/Muhamad Iqbal

Rusdi menjelaskan, kelompok ini memiliki rencana kegiatan yang akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. “Karena kelompok ini memiliki mental untuk melakukan bom bunuh diri,” ujarnya.

Salah satu dari 19 tersangka teroris kelompok Makassar ini merupakan anak pasangan suami istri Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani. Mereka adalah pelaku bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

“Keduanya memiliki lima anak, satu anak ditahan di Filipina karena aksi terorisme keluarga Abu Sayyaf di Filipina, satu di Suriah, satu tertangkap di Makassar,” kata Rusdi.

Selain itu, pasangan ini punya menantu bernama Andi Baso yang terlibat kasus pengeboman I Gereja Samarinda pada 2016. “Artinya dari keluarga ini ada bapak, ibu, anak an menantu terlibat terorisme,” ujar Rusdi.

4. Polisi dalami aliran dana 92 rekening FPI terkait kegiatan terorisme

Mantan Sekretaris FPI Sulawesi Selatan Bantah Ada Baiat ke ISISSuasana sekitar Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, Selasa (8/12/2020) (IDN Times/Aryodamar)

Sebelumnya, Bareskrim Polri melaksanakan gelar perkara bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri mengenai hasil analisis PPATK terhadap 92 rekening Front Pembela Islam (FPI) dan pihak yang berafiliasi dengan FPI.

Dari hasil gelar perkara tersebut, polisi ungkap fakta adanya dugaan aliran dana dari FPI ke gerakan terorisme. Sebanyak 92 rekening yang diperiksa PPATK itu merupakan milik pengurus pusat FPI, pengurus daerah, dan beberapa individu yang terkait dengan kegiatan FPI.

“92 rekening ini terdapat pada 18 bank yang ada di Indonesia. tentunya hasil analisis PPATK menjadi masukan dari Bareskrim Polri dan tentunya Bareskrim akan tindak lanjuti ada atau tidaknya tindak pidana yang berhubungan dengan aliran dana yang ada pada organisasi FPI,” kata Rusdi di Kantor Humas Polri, Jakarta, Selasa (2/2/2021).

Mengenai pelibatan Densus 88, Rusdi mengatakan Polri akan mendalami dugaan aliran dana ke terorisme. Meski masih dugaan, Polri akan mendalami segala kemungkinan.

“Mengapa dilibatkan? Polri ingin melihat segala kemungkinan yang dikaitkan dengan transaksi dari rekening organisasi FPI,” ujarnya.

Berita dengan kategori