Jack Ma dan Xi Jinping Memanas, Alibaba Jadi Korban!

Jack Ma dan Xi Jinping Memanas, Alibaba Jadi Korban!

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Hubungan pendiri Alibaba Group Jack Ma dan Pemerintahan Presiden China Xi...

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan pendiri Alibaba Group Jack Ma dan Pemerintahan Presiden China Xi Jinping yang makin memanas rupanya kerap kali memberikan kerugian pada Jack Ma dan perusahaannya.

Analis dan ahli memperingatkan bahwa perselisihanÂJack Ma dengan pemerintahan Xi Jinping dapat mengganggu pertumbuhan dan menimbulkan ketidakpastian atas masa depan bisnis Alibaba.

"Investor melihat Alibaba dengan lebih cermat setelah tertarik dengan kisah pertumbuhan dan profil global pendirinya," kata Rebecca Fannin, penulis 'Tech Titans of China', dikutip dari CNBC International pada Rabu (3/2/2021).


"Friksi saat ini adalah kenyataan baru bagi investor yang mungkin tidak secara cermat mempertimbangkan bagaimana kebangkitan perusahaan sebagai raksasa teknologi yang kuat dapat menjadi ancaman bagi status quo."

Fannin yakin perselisihan Jack Ma dengan Beijing akan "mereda" tetapi akan membutuhkan "kelincahan di pihak Alibaba untuk menghadapi tekanan pemerintah, mengubah kebutuhan konsumen dalam ekonomi digital, dan kekhawatiran investor."

Sementara Matthew Schopfer, kepala penelitian di Infusive, manajer aset yang berinvestasi di Alibaba, mengatakan bahwa kekhawatiran baru-baru ini seputar raksasa teknologi itu "akan terbukti menjadi gangguan bagi investor jangka panjang."

"Alibaba adalah contoh utama dari kemampuan teknologi China dan kami tidak berharap pemerintah merusak bisnis secara permanen. Selain itu, peraturan yang lebih tinggi hanya akan memperkuat pemain skala seperti Alibaba," kata Schopfer.

"Ketika kita sampai di sisi lain dari hambatan regulasi ini, kami pikir pasar akan kembali fokus pada Alibaba dan platformnya sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari konsumenÂChina dan penerima manfaat utama dari pertumbuhan kekuatan belanja Tiongkok dan peningkatan digitalisasi konsumsi."

Ketidaksukaan Xi Jinping padaÂJack Ma bermula saat pendiri AlibabaÂitu terang-terangan mengkritik regulator sistem keuangan dan bank-bank pemerintah dalam sebuah diskusi publik di Shanghai pada Oktober 2020 lalu.

Salah satu orang terkaya China itu menyerukan reformasi sistem keuangan yang "yang menahan inovasi bisnis" dan menyamakan peraturan perbankan yang diterapkan China saat ini sebagai "klub orang tua". Ma juga mengatakan Bank China beroperasi dengan mentalitas "pegadaian".

Tentu pidato itu membuat marah pemerintah China. Kritiknya itu dianggap menyerang otoritas Partai Komunis China (PKC). Dampaknya adalah tindakan yang keras terhadap bisnis Fintech milik Alibaba, Ant Group.

Penghentian penawaran saham perdana (IPO) Ant Group senilai US$ 37 miliar atau setara Rp 518 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) menjadi keputusan pribadi Xi Jinping atas komentar Jack Ma. Informasi ini diungkap pejabat China yang identitasnya dirahasiakan kepada Wall Street Journal pada November 2020 lalu.

Kini saham Alibaba yang terdaftar di AS telah berada di bawah tekanan sejak IPO Grup Ant ditarik, jatuh dari rekor penutupan tertinggi US$ 317,14 pada 27 Oktober menjadi US$ 254,50 pada penutupan Selasa (2/2/2021), penurunan hampir 20%. Tetapi beberapa analis dan investor tetap bullish.

Selain memerintahkan regulator China untuk melakukan investigasi dan secara efektif menghentikan penawaran saham Ant Group, Xi juga menyelidiki Alibaba atas dugaan monopoli.

Pemerintah China menghentikan IPO Ant Group dua hari sebelum pencatatan perdana saham di bursa saham Hong Kong dan bursa saham Shanghai. Keputusan ini dibuat setelah beberapa hari setelah Jack Ma mengkritik pengawas sektor keuangan dan bank negara.

Yang terbaru, nama Ma secara resmi tidak dimasukkan dalam daftar pemimpin wirausaha China. Ini menjadi bukti terbaru ketidaksukaan Xi kepada Ma. Peristiwa ini juga bisa diartikan sebagai penghinaan untuk pengusaha tersebut.

Dalam artikel yang diterbitkan Shanghai Securities News pada Selasa, nama Ma tidak ada dalam daftar tersebut. Sebaliknya, Ren Zhengfei dari Huawei Technologies, Lei Jun dari Xiaomi Corp, dan Wang Chuanfu dari BYD, perusahaan kendaraan listrik, dipuji atas kontribusinya terhadap China.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Berita dengan kategori