Hobi Memancing Malam Hari, Dilempari Batu hingga Dikejutkan Penampakan

Memancing saat malam adalah hobi Wahyu Pramonosidi. Selain suasana pada malam hari dirasa lebih adem dan tenang, ikan diyakini lebih mudah ditangkap ketika tak ada matahari. Yang Wahyu kadang lupa, makhluk tak kasatmata juga suka kegelapan.

—

SUATUmalam, setelah isya, didampingi sang teman, Wahyu Pramonosidi pergi menuju ke Sungai Papah di Jalan Wates, Jogjakarta. Dia hendak memancing ikan sidat yang termasuk langka di lingkungan tempat tinggalnya.

”Jadi, kalau bisa dapat, ada kepuasan tersediri. Meski, mancing semalaman hanya dapat satu atau dua ekor,” kata warga Jalan Godean, Dusun Ngawen, Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta, tersebut.

Untuk menghindari saingan, Wahyu memilih sungai yang sepi di tengah hutan. Jauh dari permukiman. Masalahnya, suasana yang sepi membuatnya rentan dijahili makhluk halus. Misalnya, kuntilanak, pocong, atau genderuwo. Yang paling seram adalah pocong. Sebab, makhluk halus itu datang secara tiba-tiba. Tak memberi tanda-tanda.

Makhluk yang lain biasanya memberi pertanda sebelum muncul. Misalnya, aroma wangi kemenyan atau bau busuk yang datang dan pergi. Jika wewangian belum mempan mengusik kenyamanannya, keganjilan lain muncul. Pria kelahiran Sleman, 29 Oktober 1984, itu dilempari dari arah yang tak tentu. Entah dilempar batu atau biji-bijian.

Jika belum mempan juga, barulah makhluk halus menampakkan diri di hadapannya. ”Ada tingkatannya. Pertama, diganggu sama aroma wewangian, lalu dilempar benda, dan terakhir barulah penampakan,” ungkapnya. Ini yang bikin dia sering kaget. Biasanya, pocong datang ketika area lokasi sungai tempat pemancingannya dekat dengan kebun pisang. Tiba-tiba, makhluk halus itu menampakkan diri tepat di depan wajahnya.

Yang paling menyeramkan, pocong tak hanya diam di depannya. Ia juga kerap mendekatinya. Berbeda dengan makhluk halus lainnya yang hanya menampakkan diri dalam waktu singkat. ”Anehnya, meski kami mancingnya berdua, yang diganggu hanya saya. Teman saya nggak merasakan keanehan apa pun,” ujarnya.

Wahyu mengakui, dirinya adalah seorang penakut. Namun, demi mendapatkan hasil, Wahyu memilih untuk tetap bertahan. Apalagi, ikan yang dicarinya tergolong langka dan susah didapatkan. Jadi, daripada pulang dengan tangan hampa, Wahyu lebih memilih bertahan dan melawan ketakutannya. Alasannya, masih ada orang lain di sekitar area lokasi pemancingannya.

Namun, percaya tidak percaya, jika telah diganggu makhluk halus, Wahyu tak pernah pulang dengan tangan kosong. Ikan incaran selalu didapat meski hanya satu atau dua ekor. Menurut mitos orang dulu, penampakan makhluk halus kerap dipercaya memberikan keberuntungan. Salah satunya, memperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Namun, pemahaman tersebut tak bisa dijadikan patokan.

Meski mitos itu telah santer di telinga para pemancing, Wahyu tak 100 persen percaya. Menurut dia, dirinya berhasil mendapatkan ikan berkat kerja keras dan strategi yang dipilihnya.

Wahyu percaya, jika dirinya memancing di area yang sepi, peluang mendapatkan ikan yang dicari semakin besar. Sebab, jumlah pesaingnya sedikit. Ditambah lagi, dia mencarinya dalam waktu lama. Sejak malam hingga pagi hari. ”Logikanya, masak iya sih, mancing berjam-jam, satu ekor saja nggak bisa dapat,” ucap dia.

Direktur Gelapkan Gaji Karyawan Outsourcing Cleaning Service Rp 2,2 M

Peristiwa diganggu makhluk halus saat memancing dialaminya sejak kecil, tepatnya saat berusia 8 tahun. Dulu dia sering menemani sang ayah memancing di laut. Tiba-tiba, Wahyu melihat bola api terbang di hadapannya. Saat itu Wahyu belum mengerti bahwa fenomena yang dilihatnya adalah banaspati.

Merasa penasaran, Wahyu lantas bertanya kepada sang ayah. Ayahnya berpura-pura tak melihat banaspati. Tujuannya, Wahyu tak merasa takut atau trauma memancing. ”Baru dikasih tahu sama ayah bahwa yang aku lihat waktu itu banaspati setelah sudah duduk di bangku SMP,” kenangnya.

Saksikan video menarik berikut ini: