Grand Strategi Energi RI Disusun, Sesuai Efek Pandemi

Grand Strategi Energi RI Disusun, Sesuai Efek Pandemi

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) menyebutkan bahwa pemerintah kini tengah...

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) menyebutkan bahwa pemerintah kini tengah menyusun Grand Strategi Energi Nasional guna meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor energi.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, Grand Strategi Energi Nasional ini juga sebagai bentuk penyempurnaan terhadap Peraturan Presiden No.22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).


"Dalam rangka menuju ketahanan energi dan mengurangi impor energi, kami menyusun Grand Strategi Energi Nasional sebagai masukan untuk penyempurnaan Perpres," tuturnya dalam acara "Energy Outlook 2021: Bedah Nasib Sektor Energi di Tengah Ketidakpastian" di CNBC Indonesia, Kamis (04/02/2021).

Dia mengungkapkan bahwa ketahanan energi Indonesia berada di level 6-8 atau yang artinya hampir tahan.

"Karena masih impor energi fosil jenis LPG, BBM, bensin dan minyak mentah, ini yang menyebabkan ketahanan kita dalam kategori hampir tahan," ujarnya.

Untuk itulah, menurutnya pemerintah terus meningkatkan produksi energi dalam negeri, baik fosil atau melalui energi baru terbarukan (EBT).

Dia menegaskan, dengan adanya pandemi, ketahanan pasokan energi malah semakin baik. Sementara dari sisi produktivitas energi, ketika ekonomi turun, maka produksi atau investasi untuk produksi migas dan EBT sedikit tertekan, sehingga menyebabkan penurunan faktor variabel ketahanan energi Indonesia.

Dia mencatat, permintaan energi sepanjang 2020 stagnan, bahkan permintaan untuk sebagian komoditas cenderung turun, khususnya BBM hingga avtur. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah mengkaji ulang proyeksi permintaan energi ke depannya, termasuk 2021, dengan mempertimbangkan asumsi pertumbuhan ekonomi saat ini.

"Pemerintah sedang finalisasi proyeksi demand (konsumsi) energi kita di tahun ini. Tapi kami prediksi tahun 2021 demand energi sedikit naik dibanding 2020. Sektor kelistrikan naik sebesar 2,25%, untuk BBM dan gas akan tumbuh di atas 2020," tuturnya.

Adapun realisasi bauran energi baru terbarukan pada 2020 mencapai 11%, gas bumi 19,3%, minyak bumi 34%, dan sisanya sekitar 35% adalah batu bara.

Dia mengatakan, berdasarkan Peraturan Presiden No.22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2021 ini ditargetkan mencapai 14,52%, gas bumi 21,9%, minyak bumi 28,12%, dan batu bara 35,46%.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

Berita dengan kategori