Facebook Diblokir, Ribuan Warga Myanmar Tumpah ke Jalan!

Facebook Diblokir, Ribuan Warga Myanmar Tumpah ke Jalan!

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Ribuan pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar turun ke jalan untuk...

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar turun ke jalan untuk menentang penggulingan pemimpin terpilih oleh militer Aung San Suu Kyi, Minggu (7/2). Saat bersamaan Myanmar memblokir FacebookÂdan media sosial lainnya.

Mengutip AFP, unjuk rasa baru itu menyusul protes besar, ketika puluhan ribu orang unjuk rasa ke kota-kota di seluruh negeri guna mengutuk kudeta yang membuat percobaan 10 tahun dengan demokrasi terhenti.

Ratusan orang berunjuk rasa di kota terbesar di Myanmar, Yangon, Sabtu (06/02), untuk memprotes kudeta militer.


"Kami tidak ingin kediktatoran militer - dan bendera merah khas partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Suu Kyi," kata beberapa para unjuk rasa.

"Kami akan bergerak maju dan terus menuntut sampai kami mendapatkan demokrasi. Jatuhkan kediktatoran militer," ungkap pengunjuk rasa Myo Win.

Beberapa memberikan hormat tiga jari yang diilhami oleh film "Hunger Games" dan digunakan sebagai simbol perlawanan oleh pengunjuk rasa pro-demokrasi di Thailand tahun lalu.

Meskipun polisi anti huru hara ditempatkan dalam skala besar sejauh ini tidak ada bentrokan besar yang dilaporkan.

" dan polisi Myanmar harus memastikan hak untuk berkumpul secara damai sepenuhnya dihormati dan para demonstran tidak dikenakan pembalasan," kata kantor Hak Asasi Manusia PBB setelah protes hari Sabtu (6/2).

Lonjakan perbedaan pendapat ini semakin santer terdengar selama akhir pekan bahkan mengesampingkan blokade nasional internet.

Penduduk Yangon mengulangi unjuk rasa ini pada pukul 8 pagi pada hari Minggu.

Pembangkangan sipil

Ketika protes memanas minggu ini, penguasa militer Myanmar memerintahkanÂoperator telekomunikasi di Myanmar membekukan akses ke Facebook, layanan yang sangat populer di negara itu dan bisa dibilang sebagai mode komunikasi utamanya.

Pemblokiran ini terjadi di tengah semakin meningkatnya gerakan perlawanan warga sipil atas penahanan para pemimpin yang dipilih secara demokratis yang telah mendorong pegawai negeri, profesional perawatan kesehatan, dan guru untuk menunjukkan perbedaan pendapat mereka dengan memboikot pekerjaan mereka.

Para pemimpin kudeta telah memblokir Facebook demi stabilitas Kamis (04/02).

"Para jenderal sekarang berusaha untuk melumpuhkan gerakan perlawanan warga - dan menjaga dunia luar dalam kegelapan - dengan memutus hampir semua akses internet," kata Tom Andrews, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar.

Kecaman internasional

Hingga saat ini Suu Kyi tidak pernah terlihat di depan umum sejak kudeta, tetapi seorang juru bicara partai mengatakan Jumat dia berada di tahanan rumah dan dalam keadaan sehat.

Dokumen polisi menunjukkan dia dituduh secara ilegal mengimpor dan menggunakan peralatan komunikasi - walkie-talkie - di rumahnya di Nay Pyi Taw.

Militer telah menandai niat kudeta mereka beberapa hari sebelumnya, bersikeras bahwa kemenangan telak NLD dalam pemilihan November adalah hasil dari kecurangan pemilih.

Partai-partai favorit tentara kalah dalam pemungutan suara.

Kendati demikian, Komisi Pemilihan Umum menegaskan tidak ditemukan bukti-bukti kecurangan. Pemimpin Myanmar yang dipilih melalui pemilu, Aung San Suu Kyi, bersama Presiden Win Myint, ditangkap pada Senin (01/2).

Setelah pengambilalihan, sang penguasa mengumumkan keadaan darurat satu tahun setelah berjanji untuk mengadakan pemilihan baru, tanpa menawarkan kerangka waktu yang tepat.

Kudeta telah dikecam secara luas oleh komunitas internasional, dengan Presiden AS Joe Biden memimpin seruan kepada para jenderal untuk melepaskan kekuasaan dan membebaskan mereka yang ditangkap dalam tindakan keras pasca kudeta.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Berita dengan kategori