Epidemiolog: Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia Tetap Harus Dipantau

Epidemiolog: Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia Tetap Harus Dipantau

Terbaiknews - JakartaIDN Times - Epidemiolog dari Universitas GriffithAustraliaDicky Budimanmenilai...

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menilai kebijakan dimulainya vaksinasi COVID-19 untuk orang lanjut usia (lansia) cukup tepat. Apalagi, dimulai dari tenaga kesehatan lansia.

Akan tetapi, ia menekankan penggunaan vaksin yang diproduksi Sinovac itu harus terus dipantau. Sebab, uji klinis fase III vaksin CoronaVac untuk lansia di Tiongkok masih berlangsung.

"Tentu terus dipantau terus ya, karena (uji coba Sinovac) fase 3 untuk usia lansia juga masih berlangsung di China. Artinya harus kita pantau terus pemberiannya di Indonesia," kata Dicky kepada IDN Times, Senin (8/2/2021).

1. Bantu proteksi tenaga kesehatan berusia lanjut

Epidemiolog: Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia Tetap Harus DipantauVaksinasi bagi Nakes yang berumur di atas 60 tahun atau Lansia (Dok. Kemenkes)

Ia menjelaskan vaksinasi terhadap lansia sangat diperlukan untuk menekan angka kasus COVID-19 dengan gejala berat hingga kematian. Sebab, Dicky mengungkapkan kelompok lansia berkontribusi besar terhadap hal tersebut.

"Apalagi ini kelompok tenaga kesehatan yang usia 60 hingga 70 tahun masih produktif, ini juga akan membantu proteksi mereka dari paparan," ujarnya.

Dicky menyarankan, setelah tenaga kesehatan lansia, pemerintah sebaiknya menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada semua lansia. Dengan catatan lansia yang sehat.

2. Epidemiolog menyarankan untuk usia hingga 70 tahun

Epidemiolog: Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia Tetap Harus DipantauVaksinasi bagi Nakes yang berumur di atas 60 tahun atau Lansia (Dok. Kemenkes)

Sementara untuk rentang usia, ia mengimbau agar vaksin Sinovac diberikan pada rentang usia 18 hingga 70 tahun. Sebab, khusus lansia, Sinovac melakukan uji coba fase I dan fase II terhadap lansia berusia 60 hingga 70 tahun.

"Jadi saya lebih melihatnya di fase I dan II di China yang cukup meyakinkan dalam hasil keamanan efikasi pada lansia, di atas 60 tapi sampai 70 tahun. Pemberian ini saya sarankan ya di rentang usia 60 sampai 70 tahun, artinya dari 18 sampai 70 tahun, tapi yang sehat," tegasnya.

3. Vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan lansia dimulai

Epidemiolog: Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia Tetap Harus DipantauVaksinasi bagi Nakes yang berumur di atas 60 tahun atau Lansia (Dok. Kemenkes)

Kementerian Kesehatan mulai memberikan vaksinasi COVID-19 bagi kelompok lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun pada Senin (8/2/2021). Keputusan diambil setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan daurat.

Menteri Kesehatan Budi G Sadikin mengatakan vaksinasi COVID-19 bagi lansia akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun.

"Kita bersyukur BPOM telah mengeluarkan emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac bagi lansia. Kita sudah mengkomunikasikan dengan teman-teman Kemenkes di lapangan, besok jam 09.00 akan dilakukan vaksinasi dengan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan di atas 60 tahun, ini kabar baik," ujar Budi dipantau daring, Minggu (7/2/2021).

Budi mengatakan, tenaga medis berusia lansia lebih rentan terpapar COVID-19, selain itu vaksinasi bagi tenaga medis lansia akan mengurangi tekanan rumah sakit.

"Kalau di luar negeri tahapan penyuntikan setelah tenaga kesehatan adalah orang tua karena memang risikonya tinggi, bahkan ada yang vaksinasinya berbarengan dengan tenaga kesehatan," kata dia.

Berita dengan kategori