Dari Bahasa Tubuhnya, Renan Sebut Ada yang Disembuyikan oleh Moeldoko

Dari Bahasa Tubuhnya, Renan Sebut Ada yang Disembuyikan oleh Moeldoko

Terbaiknews - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi soal tuduhan AHY pada dirinya yang dianggap ingin mendongkel kursi Ketua Umum Demokrat. (Dok JawaPos.com)

– Dalam tigahari ini, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mendapat sorotan tajam media. Publik digegerkan dengan kabar rencana pendongkelan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketua Umum Demokrat.

Berdasar pengamatan praktisi media dan periklanan Renanda Bachtar, berbeda dengan sebelumnya, mantan Panglima TNI ini terlihat kikuk, canggung, cenderung seperti tidak percaya diri dan kontradiktif. Padahal sebagai pejabat Istana, Moeldoko harusnya tampil mewakili Istana dengan berwibawa dan sungguh-sungguh.

“Pada era post truth ini, penampilan dan konten sama pentingnya. Saya mencermati itu dari dua kali kemunculan Jend. Purn. Moeldoko di berbagai televisi nasional,” ujar Renan yang lama malang melintang di dunia pertelevisian.Rabu (3/2)

Dalam penampilan yang pertama (1/2) melalui platform virtual, Moeldoko muncul mengenakan kemeja putih seragam Istana dengan pin yang tersemat di dadanya. Kata Renan, mantan panglima itu terlihat tergesa-gesa. Saat itu, Moeldoko tampil untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pada hari yang sama.

Lalu, lanjut Renan, pada pagi harinya, AHY muncul di depan wartawan mengenakan kemeja seragam Demokrat lengan pendek dan mengenakan celana jins di taman kantor DPP. Gesturenya cenderung tenang dan teratur. Dalam pemnyampainnya putra sulung SBY itu mengungkapkan ada campur tangan yang terstruktur dan sistematis dari pihak luar partai, bekerjasama dengan sejumlah mantan kader untuk mengganti kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.

Sementara itu, Moeldoko tidak menyangkal. Tapi saat mengatakan, apa yang ia kerjakan merupakan urusan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan Istana, netizen dan media langsung mempersoalkan pin dan fasilitas virtual meeting yang ia gunakan.

Menurut Renan, Moeldoko mengakui ia grogi. Karena usai menutup jumpa pers di kediamannya (2/2), Moeldoko yang sudah melangkah ke dalam rumah, tiba-tiba berbalik, merapikan rambutnya dengan tangan, lalu kedua tangannya memegang mikrofon.

Dalam penampilannya yang kedua, Moeldoko mengenakan batik lengan panjang. Kata Renan, gerak tangan dan tubuhnya yang tidak bisa diam sepanjang jumpa pers, mengesankan kegelisahan. Hal ini makin tampak saat wartawan bertanya apa benar dia tidak punya ambisi jadi capres 2024.

“Moeldoko terdiam sesaat. Wajahnya tersenyum canggung, lalu menjawab, Gak usah..gak usah.. pertanyaannya gak usah nakal begitu ah,” ujar Moeldoko.

Sebagai orang yang lama bergelut dalam dunia tb dan periklanan, Renan mengakui gerak tubuh dan cara bicara Moeldoko seperti menyembunyikan sesuatu.

“Kalau menyembunyikan sesuatu, kita bisa mengatur omongan, tapi sulit menyembunyikan bahasa tubuh kita. Padahal riset menunjukkan 70 persen komunikasi antar personal, dicerminkan oleh bahasa tubuh,” kata Renan.

Karena itu, Renan menganjurkan Moeldoko untuk bicara terbuka dan apa adanya, sehingga tidak menimbulkan spekulasi tentang upaya pengambilalihan paksa Partai Demokrat, yang merupakan cara-cara kotor era lama.

“Presiden Jokowi sudah menegaskan komitmennya untuk menegakkan demokrasi dan berpolitik secara santun. Harusnya pak Moeldoko menghormati komitmen tersebut,” pungkasnya.

Berita dengan kategori