Dari Air Liur, Aroma Ketiak, sampai Pelebur Jarum Suntik

Dari Air Liur, Aroma Ketiak, sampai Pelebur Jarum Suntik

Terbaiknews - Calon penumpang kereta api mengembuskan napasnya ke dalam kantong untuk dites Covid-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar SenenJakartaKamis (4/2/2021). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

– Kalau diibaratkan pandemi ini bak terowongan gelap, setitik cahaya di ujung sana adalah vaksinasi. Pelita lain yang juga menguatkan harapan adalah berbagai riset dan inovasi terkait Covid-19.

Plasma konvalesen yang dikoordinasi lewat Palang Merah Indonesia dan GeNose karya Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, mulai diaplikasikan dan terbukti sangat membantu. Di luar itu, masih banyak penelitian dan terobosan lain.

Sedikitnya ada 40 jenis penelitian atau inovasi terkait Covid-19 yang digarap tahun ini. Mulai deteksi Covid-19 berbasis air liur atau saliva, dari aroma ketiak, sampai teknologi pelebur jarum suntik hingga menjadi bubuk.

Puluhan inovasi terkait penanganan Covid-19 itu digarap sejumlah lembaga. Di antaranya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Lembaga Molekuler Eijkman. Juga, beberapa perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Padjadjaran.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menuturkan, teknologi alat penghancur jarum suntik (APJS) sudah jadi cukup lama di LIPI. Saat ini sudah masuk APJS generasi kedua. ”Selasa (besok, Red) kita perkenalkan dengan Pak Bro (Menristek Bambang Brodjonegoro),” katanya kemarin (7/2).

Handoko mengatakan, teknologi APJS tersebut juga bisa sekaligus menghancurkan tabung alat suntik agar tidak digunakan lagi.

Menurut dia, teknologi APJS itu bermanfaat di tengah program vaksinasi Covid-19 yang sedang berjalan saat ini. Limbah jarum suntik diperkirakan sangat tinggi. Sebab, sasaran vaksinasinya mencapai 70 persen dari populasi masyarakat Indonesia.

Apalagi, vaksinasi dilakukan dua kali. Dengan demikian, perlu diciptakan teknologi yang bisa mengelola sampah atau limbah medis dari kegiatan vaksinasi Covid-19.

Inovasi APJS dari LIPI saat ini sudah mendapatkan paten hak kekayaan intelektual. Inovasi itu berangkat dari keterbatasan cara pemusnahan jarum suntik bekas pakai.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro terus mendorong kegiatan riset dan inovasi dalam penanganan Covid-19 tahun ini. Meliputi deteksi, pengobatan, sampai kegiatan terkait vaksinasi.

Penumpang Kereta Perjalanan Jauh Wajib GeNose, Begini Tata Caranya

Untuk deteksi, dia menyebutkan, antara lain, inovasi deteksi Covid-19 berbasis air liur atau saliva. Menurut dia, inovasi itu bisa menjadi alternatif lain dalam deteksi Covid-19. Masyarakat tidak perlu lagi merasa tak nyaman karena harus dicolok di hidung atau tenggorokannya seperti saat melakoni swab test.

Menurut jurnal kedokteran JAMA Internal Medicine, pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi deteksi virus Covid-19 sebesar 83 persen. Tingkat akurasi tersebut ditinjau dari 16 studi yang melibatkan 5.900 partisipan.

Saksikan video menarik berikut ini:

Berita dengan kategori