Begini Cara PLN Dongkrak Energi Terbarukan RI

Begini Cara PLN Dongkrak Energi Terbarukan RI

Terbaiknews - JakartaCNBC Indonesia - Pemerintah punya target bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025...

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah punya target bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang. Target yang sama juga dikenakan pada PT PLN (Persero) di tahun 2025.

Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Muhammad Ikbal Nur mengatakan realisasi capaian bauran energi baru terbarukan (EBT) PLN saat ini baru mencapai sekitar 12% - 12,5%. Oleh karena itu PLN masih punya pekerjaan rumah yang besar sampai dengan tahun 2025 mendatang.

PLN mengerjakan beberapa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang diharapkan bisa meningkatkan target bauran energi. Seperti PLTA Pasangan di Aceh, PLTA Asahan 3 di Sumatera Utara, dan PLTA Cisoka, Jawa Barat.


"Pekerjaan rumah masih panjang, punya waktu lima tahun untuk mencapai target pemerintah. Kebut kejar 23% di tahun 2025," ungkapnya dalam "Energy Outlook 2021: Bedah Nasib Sektor Energi di Tengah Ketidakpastian" di CNBC Indonesia, Kamis (04/02/2021).

Namun PLTA saja menurutnya tidak cukup, PLN juga membangun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang tengah dikejar di Nusa Tenggara Timur (NTT). Demi mengejar target bauran energi

Dari semua komitmen ini, imbuhnya, ada satu hal yang penting yakni co-firing. Bagaimana biomasa bisa dimasukkan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) eksisting.

"Di blend dengan PLTU batu bara untuk tingkatkan porsi green dari PLN capai 23% di tahun 2025," jelasnya.

Selama ini menurutnya biomasa di Indonesia termasuk juga kelapa sawit dari cangkang banyak diekspor. PLN bekerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Perhutani agar tahun depan bisa mengakses biomasa dalam negeri ini.

"Untuk dibakar di pembangkit eksisting PLN. Tingkatkan bauran. Termasuk juga di area remote kelapa sawit konversi pembangkit diesel ke biomas, ini PR panjang untuk konversi ini," jelasnya.Â


[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)

Berita dengan kategori