KOMPAS.com - Pimpinan Teknis Covid-19Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO), Dr. Maria Van Kerkhoven, menyampaikan informasi terkait dampak varian baru virus corona pada anak.
Hal itu disampaikannya pada Minggu (24/1/2021), melalui akun Twitter @WHO.
Are the symptoms of different in children? Do the new variants impact children differently? What can parents do to keep children safe from COVID-19? Dr @mvankerkhove explains in ?? pic.twitter.com/r389O0a0O9
— World Health Organization (WHO) (@WHO) January 24, 2021
"Para ilmuwan mengamati transmisi virus, penyakit yang disebabkannya, dan untungnya, sejauh ini varian-varian (baru) cenderung tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah untuk semua kelompok usia," ujar Maria.
338.000 Anak Terpapar Covid-19 di AS, Ini Temuan Baru soal Virus Corona pada Anak
Gejala Covid-19 pada anak
Ada berbagai gejala yang timbul, berdasarkan golongan usia orang yang terinveksi Covid-19. Maria menjelaskan, untuk golongan usia anak, rata-rata gejalanya lebih ringan.
"Untungnya, anak-anak dan remaja cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa," kata Maria.
Kebanyakan orang yang tertular virus SARS-CoV-2 memiliki gejala gangguan pernapasan, tidak enak badan, demam, batuk, sakit tenggorokan, bersin, kehilangan indera perasa, dan kehilangan indera penciuman.
Ada juga yang mengalami gejala gastrointestinal atau masalah kesehatan serius di saluran pencernaan.
Gejala yang terjadi pada anak cenderung lebih ringan. Artinya, mereka tidak memiliki gejala sebanyak yang dialami orang dewasa.
"Beberapa anak mungkin mengalami gejala gastrointestinal, seperti diare atau muntah, tetapi gejala tersebut cenderung lebih ringan. Dan bahkan kebanyakan anak cenderung mengalami infeksi tanpa gejala," jelas Maria.
Kasus Virus Corona pada Anak Muda Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?
Penularan varian baru di semua kelompok usia
