Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 melalui Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan meluncurkan layanan Helpline 117 Ext. 3 khusus untuk tenaga kesehatan yang terinfeksi virus corona (COVID-19). Layanan yang disebut Telenakes ini dipersiapkan untuk memberikan ketenangan kepada tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas di masa pandemik ini.
Sekretaris Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satgas COVID-19 Mariya Mubarika mengungkapkan, dalam laporan global pada Januari 2020 sampai Januari 2021, masalah mendasar tenaga kesehatan yakni kelelahan yang sangat dan berat.
"Riset yang kami kumpulkan menunjukkan 95 persen tenaga kesehatan mengalami kecemasan takut tertular. Sebanyak 40 persen mengalami gejala covid sedang dan berat," ujar Mariya dalam siaran tertulis, Rabu (3/1/2021).
1. Tenaga kesehatan merasa kebingungan
Mariya menjelaskan pada awal pandemik, seluruh tenaga kesehatan mengalami kebingungan dan tidak jelas bagaimana menghadapinya. Namun seiring waktu berjalan mulai memahami apa yang terjadi namun sekarang virus sudah cepat berganti.
“Ini yang menyebabkan masalah ketakutan baru, mutasi virus, dan lain-lain. Penularan dari permukaan kecil 82 persen. Tetapi laporan yang kami dapat 57 persen penularan karena inhalasi di sekitar daerah merah dan fasilitas kesehatan sangat tinggi,” jelasnya.
2. Tenaga kesehatan alami beban psikologis
Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Mayjen TNI Tugas Ratmono membenarkan tenaga kesehatan dihadapkan pada sesuatu yang berat dan memberikan beban psikologis yang luar biasa dalam menghadapi pasien COVID-19.
"Hal itu dirasakan oleh semua tenaga kesehatan saat menghadapi pasien yang terpapar berat, apalagi di ICU. Ini jadi perhatian khusus bagi yang bekerja di ICU, HCU, dan IGD ," ungkapnya.
3. Tenaga kesehatan RSD Wisma Atlet dapat waktu libur selama 32 jam
Kepala Pusat Kesehatan TNI tersebut menceritakan sistem di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta ini sudah diatur bekerja dalam shift, yakni 8 jam kerja dan 32 jam istirahat. Saat libur mereka bisa memanfaatkan dengan berolahraga dan berdiskusi dengan psikolog.
"Jadi satu hari lebih istirahat dengan berbagai macam kegiatan yang dapat meningkatkan kebugaran dan psikologis. Ini sangat penting dilakukan, selain nutrisi, juga menyediakan fasilitas hiburan untuk menjaga agar tetap baik," ujar Ratmono.