Pembuat Film Disebut Ogah Tayangkan Karyanya di Bioskop karena Kapasitas Dibatasi 25 Persen

Pembuat Film Disebut Ogah Tayangkan Karyanya di Bioskop karena Kapasitas Dibatasi 25 Persen

Terbaiknews - ,- Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia ( GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakanaturan...

,- Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia ( GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan, aturan pemerintah terkait pembatasan kapasitas bioskop punya pengaruh besar.

Menurut Djonny, para pembuat film enggan menayangkan karya mereka di bioskop dengan kapasitas penonton yang minim.

"Lama-lama aturan itu sangat sulit kami laksanakan, karena punya dampak lain, film enggak mau dikasih ke kami dengan kapasitas 25 atau 50 persen," kata Djonny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

"Sudah susah, tambah susah lagi, dari bulan kapan mau buka, tidak jadi, dilarang, dibuka lagi, sampai tiga kali, terus Oktober akhirnya dibuka ya kapasitasnya dikurangi 25 persen, habis itu 50 persen enggak boleh lagi, sekarang 25 persen, capek," tambahnya.

Pegawai Bioskop Jemput Bola Cari Penonton, GPBSI: Itu Upaya Kami Supaya Tetap Eksis

Sebagian para pembuat film kini mulai menayangkan film-film mereka ke layanan over the top (OTT).

Seperti diketahui, bioskop yang sebelumnya diperbolehkan dibuka dengan kapasitas 50 persen, dikurangi menjadi 25 persen karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat.

Sejak beroperasi kembali pada Oktober 2020, bioksop masih sepi pengunjung.

Bahkan, sineas Ernest Prakasa dalam unggahan di Twitter-nya mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan pegawai bioksop yang jemput bola berkeliling untuk menarik penonton di sebuah mal di Jakarta.

Minta Keringanan Biaya Listrik, GPBSI: Kasihan Bioskop, Lama-lama Kami Bisa Tutup Total

Djonny berpendapat, hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya bioskop agar tetap bisa bertahan di masa pademi Covid-19 yang belum berakhir.

"Itu masih bagus bisa jemput bola, habis gimana, nendang bola enggak boleh, jadi itu masalahnya, itu upaya kami supaya tetap eksis," kata Djonny.

Menurut Djonny, hingga saat ini belum ditemukan klaster Covid-19 di bioskop karena protokol kesehatan sangat ketat diterapkan.

"Ternyata setelah tiga bulan lebih ini alhamdulillah enggak ada satu pun klaster dari bioskop karena kami protokolnya ketat dan sebagainya, ini yang saya lihat perlu dibantu ya," sambungnya.

Djonny berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk membantu bioskop-bioskop di Indonesia tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Berita dengan kategori